Jakarta: Selain perubahan hormon, perut yang semakin membesar dan berbagai macam gejala lainnya, salah satu potensi yang mungkin dialami oleh wanita hamil adalah demam. Apalagi, pada saat pandemi covid-19 seperti sekarang ini.
Wanita hamil sebenarnya lebih mungkin menderita flu, pilek, dan infeksi virus lainnya karena sistem kekebalan tubuh yang menurun selama kehamilan. Demam biasanya merupakan akibat dari penyebab yang mendasarinya, seperti infeksi atau virus, dan itu adalah akibat dari tubuh kamu melawan apapun yang telah menyerang tubuh dan berusaha untuk memberantasnya.
Menurut Dr Katherine Apostolakis-Kyrus, MD, dokter kedokteran ibu-janin di Johns Hopkins All Children’s Hospital, seorang wanita hamil dianggap demam jika memiliki suhu diatas 100 derajat Fahrenheit atau di atas 37 derajat Celcius, sama seperti halnya untuk populasi umum.
Mengingat sistem kekebalan tubuh yang tertekan saat hamil, ada kemungkinan kamu akan merasa berada tidak enak badan dari biasanya.
(Seorang wanita hamil dianggap demam jika memiliki suhu diatas 100 derajat Fahrenheit atau di atas 37 derajat Celcius. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Umumnya, demam ringan atau bahkan demam tinggi dalam jangka waktu terbatas tidak menimbulkan kekhawatiran serius jika ditangani segera, kata Dr Kenosha Gleaton, M.D., dokter ahli kandungan di Roper St. Francis Healthcare.
Tindakan yang disarankan untuk wanita hamil jika mengalami demam adalah mencatat suhu mereka dan gejala lainnya, minum obat penurun demam, dan hubungi dokter kandungan untuk mendapatkan konsultasi.
“Dan yang paling penting adalah mengetahui penyebab demam yang dialami. Apakah mungkin karena reaksi obat-obatan atau infeksi pada ibu yang berpotensi ditularkan ke janin? Dan jika memang infeksi, dimanakan infeksi tersebut terjadi?” ujar Dr Apostolakis-Kyrus.
Gaya.id merekomendasi sebaiknya kamu segera menghubungi dokter jika mengalami demam sekitar 24 – 36 jam. Terutama jika demam disertai dengan gatal-gatal, mual dan muntah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)