COMMUNITY
Bukan Planga-plongo, Gen Z Punya Sebutan Tren 'Gen Z Stare'
Mia Vale
Senin 21 Juli 2025 / 16:44
Jakarta: Tatapan gen Z atau yang lebih dikenal dengan istilah gen Z stare ditandai tatapan kosong dan tanpa ekspresi saat menjawab pertanyaan dalam berbagai situasi sosial.
Ya, gen Z stare ini, selain menjadi viral di sosial media, juga menimbulkan perdebatan publik karena dianggap sebagai sikap antara jujur atau tidak sopan. Dan akhirnya memicu humor sekaligus perdebatan sengit lintas generasi.
Baca juga: 5 Tren Skincare Favorit Gen Z, dari Clean Beauty hingga Produk Personal
Banyak generasi sebelum gen Z, generasi milineal, misalnya, menganggap bahwa tatapan itu menjadi pengganti sapaan atau basa-basi ala gen Z.
Menanggapi hal ini, kalangan kelompok muda yang lahir antara 1997 - 2012, tentunya tidak setuju. Gen Z berdalih itu hanya cara mereka "berkomunikasi" saat menemukan hal-hal yang tak mereka pahami atau tak sesuai dengan apa yang mereka percayai.
Seperti dinukil dari New York Times, Efe Ahworegba, TikToker berusia 19 tahun berkomentar, "Pada dasarnya, gen Z stare adalah cara kami mengatakan bahwa para konsumen tak selalu benar."
Tiktoker yang konten-kotennya sudah ditonton belasan juta orang ini mengatakan bahwa dirinya pernah memberikan tatapan khas tersebut saat bekerja.
.jpg)
(Gen Z memang kurang berpengalaman dalam interaksi sosial tatap muka. Jadi mungkin saja tatapan tersebut bisa disebabkan oleh kebingungan seseorang yang kurang terampil berkomunikasi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Menurut Ahworegba, generasi Z punya nilai-nilai yang mereka percaya yang terkadang kontradiktif dengan nilai-nilai atau "tradisi" turun-temurun kalangan milenial atau generasi yang lebih tua.
Itulah mengapa momen-momen gen Z stare terjadi di ruang publik. "Mereka hanya tidak ingin berkomunikasi dengan seseorang yang tidak mau menggunakan sel-sel otaknya," alas Ahworegba.
Walaupun tidak diketahui siapa yang pertama kali menggunakan istilah gen Z stare ini, namun disinyalir istilah ini dicetuskan oleh seorang milenial yang mengeluhkan tatapan aneh tersebut di TikTok.
Kaum gen Z sendiri punya teori kenapa mereka kerap mempratikkan gen Z stare. Ada yang menyebut perilaku itu berakar dari kecemasan. Banyak gen Z tak tahu bagaimana menghadapi orang asing karena "terkurung" selama dua tahun akibat pandemi covid-19.
Dilansir dari ABC News, berdasar laporan Stanford mengatakan bahwa ciri utama gen Z adalah mereka yang pertama kali tidak pernah mengalami dunia tanpa internet. Bahkan, mereka menghabiskan masa remaja awal hingga akhir dalam "karantina wilayah" akibat covid-19.
"Preferensi mereka adalah efisiensi interaksi melalui teknologi. Apalagi gen Z yang menamatkan masa sekolah mereka dengan belajar daring, lebih menyukai berbelanja dan berkomunikasi secara online," jelas peneliti sosial, Mark McCrindle.
Dengan kebiasaan berkomunikasi di depan layar inilah yang membuat Gen Z mengalami kecemasan ketika dipaksa menanggapi sesuatu di depan mata secara spontan. Ibaratnya, mereka sedang memproses cara untuk merespons dengan sempurna, alih-alih sekadar merespons secara natural.
Kebiasan bermedia sosial Gen Z berkaitan dengan kecemasan sosial dan kurangnya interaksi tatap muka. Ini pun diakui oleh Jean Twenge, seorang pakar perbedaan generasi di Universitas Negeri San Diego, Amerika Serikat.
Gen Z memang kurang berpengalaman dalam interaksi sosial tatap muka. Jadi mungkin saja tatapan tersebut bisa disebabkan oleh kebingungan seseorang yang kurang terampil berkomunikasi.
"Perilaku sosial butuh waktu ribuan jam untuk dikuasai dan masa remaja adalah periode krusial untuk mengembangkannya. Gen Z menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan rekan sebaya mereka pada tahap krusial itu," ujar Twenge.
Boleh dibilang, tatapan kosong khas anak muda ini berkaitan dengan kurangnya keterampilan sosial.
Baca juga: Skincare Viral, 6 Tren Andalan Gen Z & Milenial
Akibatnya, ketika berhadapan dengan kelompok yang lebih tua, maka di situlah kesenjangan generasi benar-benar tampak. Jadi, alangkah meski gen Z stare bisa dimaklumi sebagai bentuk komunikasi, penting juga untuk memahami waktu dan tempat yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Ya, gen Z stare ini, selain menjadi viral di sosial media, juga menimbulkan perdebatan publik karena dianggap sebagai sikap antara jujur atau tidak sopan. Dan akhirnya memicu humor sekaligus perdebatan sengit lintas generasi.
Baca juga: 5 Tren Skincare Favorit Gen Z, dari Clean Beauty hingga Produk Personal
Banyak generasi sebelum gen Z, generasi milineal, misalnya, menganggap bahwa tatapan itu menjadi pengganti sapaan atau basa-basi ala gen Z.
Menanggapi hal ini, kalangan kelompok muda yang lahir antara 1997 - 2012, tentunya tidak setuju. Gen Z berdalih itu hanya cara mereka "berkomunikasi" saat menemukan hal-hal yang tak mereka pahami atau tak sesuai dengan apa yang mereka percayai.
Sebenarnya seperti apa gen Z stare ini?
Tren yang menjadi kontradiktif
Seperti dinukil dari New York Times, Efe Ahworegba, TikToker berusia 19 tahun berkomentar, "Pada dasarnya, gen Z stare adalah cara kami mengatakan bahwa para konsumen tak selalu benar."
Tiktoker yang konten-kotennya sudah ditonton belasan juta orang ini mengatakan bahwa dirinya pernah memberikan tatapan khas tersebut saat bekerja.
.jpg)
(Gen Z memang kurang berpengalaman dalam interaksi sosial tatap muka. Jadi mungkin saja tatapan tersebut bisa disebabkan oleh kebingungan seseorang yang kurang terampil berkomunikasi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Menurut Ahworegba, generasi Z punya nilai-nilai yang mereka percaya yang terkadang kontradiktif dengan nilai-nilai atau "tradisi" turun-temurun kalangan milenial atau generasi yang lebih tua.
Itulah mengapa momen-momen gen Z stare terjadi di ruang publik. "Mereka hanya tidak ingin berkomunikasi dengan seseorang yang tidak mau menggunakan sel-sel otaknya," alas Ahworegba.
Walaupun tidak diketahui siapa yang pertama kali menggunakan istilah gen Z stare ini, namun disinyalir istilah ini dicetuskan oleh seorang milenial yang mengeluhkan tatapan aneh tersebut di TikTok.
Isolasi pandemi covid-19
Kaum gen Z sendiri punya teori kenapa mereka kerap mempratikkan gen Z stare. Ada yang menyebut perilaku itu berakar dari kecemasan. Banyak gen Z tak tahu bagaimana menghadapi orang asing karena "terkurung" selama dua tahun akibat pandemi covid-19.
Dilansir dari ABC News, berdasar laporan Stanford mengatakan bahwa ciri utama gen Z adalah mereka yang pertama kali tidak pernah mengalami dunia tanpa internet. Bahkan, mereka menghabiskan masa remaja awal hingga akhir dalam "karantina wilayah" akibat covid-19.
"Preferensi mereka adalah efisiensi interaksi melalui teknologi. Apalagi gen Z yang menamatkan masa sekolah mereka dengan belajar daring, lebih menyukai berbelanja dan berkomunikasi secara online," jelas peneliti sosial, Mark McCrindle.
Dengan kebiasaan berkomunikasi di depan layar inilah yang membuat Gen Z mengalami kecemasan ketika dipaksa menanggapi sesuatu di depan mata secara spontan. Ibaratnya, mereka sedang memproses cara untuk merespons dengan sempurna, alih-alih sekadar merespons secara natural.
Kurangnya berinteraksi langsung
Kebiasan bermedia sosial Gen Z berkaitan dengan kecemasan sosial dan kurangnya interaksi tatap muka. Ini pun diakui oleh Jean Twenge, seorang pakar perbedaan generasi di Universitas Negeri San Diego, Amerika Serikat.
Gen Z memang kurang berpengalaman dalam interaksi sosial tatap muka. Jadi mungkin saja tatapan tersebut bisa disebabkan oleh kebingungan seseorang yang kurang terampil berkomunikasi.
"Perilaku sosial butuh waktu ribuan jam untuk dikuasai dan masa remaja adalah periode krusial untuk mengembangkannya. Gen Z menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan rekan sebaya mereka pada tahap krusial itu," ujar Twenge.
Boleh dibilang, tatapan kosong khas anak muda ini berkaitan dengan kurangnya keterampilan sosial.
Baca juga: Skincare Viral, 6 Tren Andalan Gen Z & Milenial
Akibatnya, ketika berhadapan dengan kelompok yang lebih tua, maka di situlah kesenjangan generasi benar-benar tampak. Jadi, alangkah meski gen Z stare bisa dimaklumi sebagai bentuk komunikasi, penting juga untuk memahami waktu dan tempat yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)