COMMUNITY
Hari Anak Perempuan Sedunia, Begini 5 Cara Merayakannya
Aulia Putriningtias
Rabu 11 Oktober 2023 / 17:12
Jakarta: Hari Anak Perempuan Sedunia diperingati setiap tanggal 11 Oktober. Kejadian anak perempuan mengalami keadilan yang tak adil sering kali terjadi di masyarakat. Lantas, bagaimana kita merayakan hari ini?
Hari Anak Perempuan Sedunia sejatinya dibuat untuk melindungi hak-hak seorang anak dan mendapatkan posisi sama, tidak dibeda-bedakan. Kesetaraan gender masih diperjuangkan, bahkan pada anak-anak sekali pun.
Organisasi seperti UNICEF, UN Women, dan berbagai kelompok advokasi anak perempuan di seluruh dunia aktif berpartisipasi dalam merayakan hari ini. Mereka yang berjuang mempromosikan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang setara, perlindungan dari kekerasan, dan pemberian hak kepada anak perempuan untuk berperan aktif dalam masyarakat.
Hari Anak Perempuan Sedunia telah diperkenalkan pada tahun 2012 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tanggapan terkait kesenjangan gender melalui hak-haknya. Dipilihnya angka 11 pun melalui fenomena seringnya terjadi pernikahan dini anak perempuan di umur belia.
Tanggal 11 Oktober dianggap penting karena mengingatkan kita pada tantangan yang dihadapi oleh anak perempuan di seluruh dunia. Salah satunya adalah pernikahan anak perempuan yang masih menjadi masalah serius di beberapa negara, tentunya termasuk di Indonesia.
Dalam merayakan Hari Anal Perempuan Sedunia, tak hanya sektor pemerintahan dan organisasi yang berhak melakukan pergerakan. Namun, jajaran masyarakat juga diimbau melakukan hal yang sama.
Hal ini dilakukan demi kepentingan kehidupan anak perlu untuk dilakukan, tak memandang gender. Anak berhak memiliki kesempatan yang sama di lingkungan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Pada tahun ini, UNICEF pun memberikan cara bagaimana kita dapat merayakan Hari Anak Perempuan Sedunia, antara lain:
.jpg)
(Hari Anak Perempuan Sedunia juga ditetapkan untuk menghilangkan tantangan berbasis gender yang akan dihadapi gadis kecil di seluruh dunia. Seperti pernikahan anak, kesempatan belajar yang buruk, kekerasan, dan diskriminasi pada anak perempuan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Semua mitra yang berpikiran sama harus memusatkan hak-hak anak perempuan dalam upaya mereka untuk mengatasi penolakan terhadap kesetaraan gender.
Baik itu dalam hal layanan kesehatan ibu, dukungan pengasuhan anak, pekerjaan perawatan tidak berbayar, atau akses terhadap literasi dan sumber daya keuangan, remaja perempuan cenderung terpinggirkan.
Maraknya pernikahan dini, khususnya pada anak perempuan membawa banyak hal yang merugikan negara. Pemerintah, lembaga, dan masyarakat perlu menghentikan hal ini dengan berhenti memaksa anak perempuan menikah dini.
Terjadinya ketidaksetaraan pada anak perempuan juga didukung lemahnya edukasi kepada masyarakat. Maka dari itu, pentingnya edukasi masyarakat bahwa anak perempuan juga memiliki hak yang sama, baik untuk pendidikan, kesehatan, dan juga kesejahteraan.
Hal ini termasuk mengatasi stigma dan perlakuan buruk yang disoroti oleh banyak remaja perempuan dalam mengakses layanan penting. Hal ini seperti layanan kesehatan seksual dan reproduksi; datang ke sekolah apabila sedang hamil/melahirkan; atau dalam mengelola kesehatan dan kebersihan menstruasi.
Anak perempuan perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang seperti sains, teknologi, olahraga, politik, dan seni. Tentu akan membantu mereka mengembangkan potensi penuh mereka dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat.
Itulah cara untuk merayakan Hari Anak Perempuan Sedunia. Anak perempuan juga memiliki hak yang sama, jadi perlunya tindakan masyarakat yang mendukung hal ini demi kesejahteraan bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Hari Anak Perempuan Sedunia sejatinya dibuat untuk melindungi hak-hak seorang anak dan mendapatkan posisi sama, tidak dibeda-bedakan. Kesetaraan gender masih diperjuangkan, bahkan pada anak-anak sekali pun.
Organisasi seperti UNICEF, UN Women, dan berbagai kelompok advokasi anak perempuan di seluruh dunia aktif berpartisipasi dalam merayakan hari ini. Mereka yang berjuang mempromosikan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang setara, perlindungan dari kekerasan, dan pemberian hak kepada anak perempuan untuk berperan aktif dalam masyarakat.
Asal usul Hari Anak Perempuan Sedunia
Hari Anak Perempuan Sedunia telah diperkenalkan pada tahun 2012 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tanggapan terkait kesenjangan gender melalui hak-haknya. Dipilihnya angka 11 pun melalui fenomena seringnya terjadi pernikahan dini anak perempuan di umur belia.
Tanggal 11 Oktober dianggap penting karena mengingatkan kita pada tantangan yang dihadapi oleh anak perempuan di seluruh dunia. Salah satunya adalah pernikahan anak perempuan yang masih menjadi masalah serius di beberapa negara, tentunya termasuk di Indonesia.
Bagaimana cara merayakan Hari Anak Perempuan Sedunia?
Dalam merayakan Hari Anal Perempuan Sedunia, tak hanya sektor pemerintahan dan organisasi yang berhak melakukan pergerakan. Namun, jajaran masyarakat juga diimbau melakukan hal yang sama.
Hal ini dilakukan demi kepentingan kehidupan anak perlu untuk dilakukan, tak memandang gender. Anak berhak memiliki kesempatan yang sama di lingkungan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Pada tahun ini, UNICEF pun memberikan cara bagaimana kita dapat merayakan Hari Anak Perempuan Sedunia, antara lain:
.jpg)
(Hari Anak Perempuan Sedunia juga ditetapkan untuk menghilangkan tantangan berbasis gender yang akan dihadapi gadis kecil di seluruh dunia. Seperti pernikahan anak, kesempatan belajar yang buruk, kekerasan, dan diskriminasi pada anak perempuan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
1. Memusatkan perhatian dan perlindungan anak perempuan
Semua mitra yang berpikiran sama harus memusatkan hak-hak anak perempuan dalam upaya mereka untuk mengatasi penolakan terhadap kesetaraan gender.
Baik itu dalam hal layanan kesehatan ibu, dukungan pengasuhan anak, pekerjaan perawatan tidak berbayar, atau akses terhadap literasi dan sumber daya keuangan, remaja perempuan cenderung terpinggirkan.
2. Menghentikan pernikahan anak
Maraknya pernikahan dini, khususnya pada anak perempuan membawa banyak hal yang merugikan negara. Pemerintah, lembaga, dan masyarakat perlu menghentikan hal ini dengan berhenti memaksa anak perempuan menikah dini.
3. Peran edukasi masyarakat
Terjadinya ketidaksetaraan pada anak perempuan juga didukung lemahnya edukasi kepada masyarakat. Maka dari itu, pentingnya edukasi masyarakat bahwa anak perempuan juga memiliki hak yang sama, baik untuk pendidikan, kesehatan, dan juga kesejahteraan.
4. Memastikan perubahan sistem menjadi ramah remaja perempuan
Hal ini termasuk mengatasi stigma dan perlakuan buruk yang disoroti oleh banyak remaja perempuan dalam mengakses layanan penting. Hal ini seperti layanan kesehatan seksual dan reproduksi; datang ke sekolah apabila sedang hamil/melahirkan; atau dalam mengelola kesehatan dan kebersihan menstruasi.
5. Promosi peran positif yang setara
Anak perempuan perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang seperti sains, teknologi, olahraga, politik, dan seni. Tentu akan membantu mereka mengembangkan potensi penuh mereka dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat.
Itulah cara untuk merayakan Hari Anak Perempuan Sedunia. Anak perempuan juga memiliki hak yang sama, jadi perlunya tindakan masyarakat yang mendukung hal ini demi kesejahteraan bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)