Riau: Dengan semangat meningkatkan kesadaran tentang pemilu dan demokrasi serta memastikan informasi pemilu sampai ke pemilih pemula, KPU Provinsi Riau melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tingkat SLTA di Kota Pekanbaru.
KPU Riau melaksanakan sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada siswa/i SMA Negeri 2 Pekanbaru. Sebelumnya, KPU Riau juga telah menggelar kegiatan yang sama untuk pemilih pemula di SMA Cendana Pekanbaru dan SMAIT Al-Ittihad Pekanbaru.
Bersama Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas, dan SDM KPU Riau Nugroho Noto Susanto sebagai pemateri, siswa-siswi SMA Negeri 2 Pekanbaru sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Tak hanya perwakilan KPU Riau, segenap tim dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat juga turut ikut meramaikan sosialisasi yang diadakan di ruang aula SMA Negeri 2 Pekanbaru.
Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA Negeri 2 Pekanbaru Esmawati mengatakan sosialisasi terkait pemilu cukup membantu menambah pendidikan profil pancasila dari pihak eksternal.
"Profil pancasila memang salah satu program dari kurikulum merdeka dengan tujuan menumbuhkan rasa demokrasi dan merefleksikan nilai-nilai pancasila untuk siswa-siswi. Jadi, adanya sosialisasi ini juga berguna supaya anak-anak ini bisa belajar menyuarakan pendapatnya. Nantinya kita akan praktekkan juga di pemilihan Ketua OSIS yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat," kata Esmawati, Kamis, 3 Agustus 2023.
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas, dan SDM KPU Riau Nugroho Noto Susanto atau yang akrab disapa Nugi mengatakan pentingnya demokrasi dalam Pemilu. Ia juga mengatakan basis demokrasi adalah rakyat, hal itulah yang membedakan negara-negara demokrasi dengan negara lain yang menganut paham teokrasi.
"Demokrasi itu basisnya rakyat, sedangkan teokrasi berbasis pada Tuhan atau Ketuhanan, seperti di Iran. Kalau di Indonesia kita gunakan teokrasi, orang-orang akan bingung karena Indonesia punya banyak agama yang diakui," ungkap Nugroho.
"Lagipula, kalau suatu negara penduduknya sedikit mungkin bisa langsung ditunjuk saja pemimpinnya. Namun, kalau penduduknya banyak, seperti di Indonesia, butuh Pemilu sebagai wadah penampung aspirasi rakyat. Makanya, jangan sampai kita tidak menggunakan hak suara kita untuk Pemilu 2024," pungkasnya. MI/Rudi Kurniawansyah Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News