Malang: Minimnya ketersediaan lahan tidak menghalangi tekad seorang pemuda di Kota Malang, Jawa Timur untuk berbudidaya lobster air tawar. Memanfaatkan sempitnya halaman depan rumahnya, cuan jutaan rupiah ia dapatkan dari memenuhi kebutuhan restoran dan hotel.
Budidaya lobster air tawar ini sudah dilakukan Satrio sejak 2006 silam. Kolam buatan berbahan semen di teras rumah berukuran kurang dari 5 meter persegi pun menjadi lokasi mengumpulkan cuan.
Bagi satrio, budidaya lobster air tawar tidaklah sulit. Kolam bersih, air jernih lengkap dengan pompa pengatur aliran, oksigen, dan kadar PH air, serta cukup pakan, menjadi modal utamanya.
Selain itu, singkatnya masa kawin antara satu pekan hingga satu bulan, sang induk sudah dapat bertelur dan menetaskan 300 hingga 500 butir per satu kali tahap pembuahan. Tingkat keberhasilan penetasan pun tergolong tinggi, selama betina indukan ditempat terpisah saat proses berlangsung.
Selama ini, lobster hasil budidaya warga Lowokwaru, Kota Malang ini menjadi incaran hotel dan restauran Malang Raya dan kota besar di Pulau Jawa. Dalam sepekan, 50 hingga 100 kilogram lobster habis diserap pasar dengan harga jual Rp200 hingga Rp250 per kilogram.
Tak hanya itu, satrio juga menyediakan paket satu set indukan lobster terdiri tiga ekor jantan dan lima betina, dengan harga Rp350 ribu hingga Rp1 juta, tergantung jenis, ukuran, dan kualitas indukan. Harga tersebut juga berlaku bagi konsumen yang ingin menjadikan lobster ini sebagai hewan peliharaan penghuni kolam atau akuarium.
Tingginya permintaan pasar lokal dan dunia menjadikan budidaya lobster air tawar menjadi bisnis yang menguntungkan. Metro TV/Wahyu Tiar Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News