Krisis air bersih sudah lebih dari sebulan terakhir ini menghantui sejumlah desa di tiga kecamatan kawasan Sragen utara, dan berpotensi meluas di puluhan desa di empat kecamatan lainnya.
Krisis air bersih sudah lebih dari sebulan terakhir ini menghantui sejumlah desa di tiga kecamatan kawasan Sragen utara, dan berpotensi meluas di puluhan desa di empat kecamatan lainnya.
Terkait kekeringan ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen sudah memulai memasok air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Gesi, Tangen dan Jenar dalam sebulan terakhir.
Terkait kekeringan ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen sudah memulai memasok air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Gesi, Tangen dan Jenar dalam sebulan terakhir.
"Ada sedikitnya 8 tangki tiap hari dikirim ke sejumlah desa di tiga kecamatan yang ada di alur Sungai Bengawan Solo tersebut, yakni Tangen, Gesi dan Jenar," ungkap Safe'i, petugas BPBD Sragen yang melakukan droping air di Desa Galeh, kecamatan Tangen, Jumat, 2 Agustus 2024.
Terpisah Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto memprediksi, dari pemetaan, jumlah desa yang masuk zona.
Terpisah Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto memprediksi, dari pemetaan, jumlah desa yang masuk zona.

Kemarau Puncak, Krisis Air Bersih di Sragen Utara Meluas

02 Agustus 2024 18:51
Sragen: Krisis air bersih sudah lebih dari sebulan terakhir ini menghantui sejumlah desa di tiga kecamatan kawasan Sragen utara, dan berpotensi meluas di puluhan desa di empat kecamatan lainnya.

Terkait kekeringan ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen sudah memulai memasok air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Gesi, Tangen dan Jenar dalam sebulan terakhir.

"Ada sedikitnya 8 tangki tiap hari dikirim ke sejumlah desa di tiga kecamatan yang ada di alur Sungai Bengawan Solo tersebut, yakni Tangen, Gesi dan Jenar," ungkap Safe'i, petugas BPBD Sragen yang melakukan droping air di Desa Galeh, kecamatan Tangen, Jumat, 2 Agustus 2024.

Terpisah Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto memprediksi, dari pemetaan, jumlah desa yang masuk zona.

Rawan kekurangan air bersih bertambah dari 36 menjadi 38 desa yang tersebar di tujuh kecamatan.

"Bisa dipastikan kemarau panjang, maka wilayah kekeringan atau krisis air bersih selalu nambah. Total meliputi 155 dusun dalam 38 desa," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen Giyanto.

Tambahan wilayah kekeringan diantaranya di Desa Kalikobok, Kecamatan Tanon; dan Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe. Sementara dukuh yang masuk zona kekeringan sejumlah 155 dukuh di puluhan desa di 7 kecamatan.

Tujuh kecamatan menjadi langganan kekeringan adalah Sukodono ada empat desa, Kecamatan Gesi empat desa, Mondokan terdapat enam desa, Jenar dan Miri masing masing empat desa, lalu Sumberlawang tujuh desa, dan Tangen tujuh desa.

Dari BMKG sudah mewartakan bahwa Agustus ini merupakan puncak musim kemarau di Sragen. Terakhi wilayah Bumi Sukowati diguyur hujan pada Juni silam.

Pada bagian lain untuk mewaspadai adanya kebakaran hutan di musim kering ini, Polsek Sambirejo, Koramil 08/Sambirejo bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah sejak Kamis, 1 Agustus 2024 gencar melaksanakan patroli gabungan di kawasan hutan Tunggangan yang merupakan bagian lereng Gunung Lawu, Sragen.

Selain sebagai upaya mencegah kebakaran di wilayah hutan Tunggangan yang merupakan wilayah konservasi dan margasatwa dari anak Gunung Lawu itu, juga dimaksudkan untuk mencegah pencurian kayu. MI/Widjajadi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News kemarau dan kekeringan Krisis Air Bersih Jawa Tengah