Pidie: Petani melon di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, merasa gembira dan bersyukur atas keberhasilan menanam melon. Pasalnya tanaman pengganti padi karena terjadi fenomena alam El Nino ini sekarang sudah panen.
Padahal tanaman buah bahan baku sirup melon itu ditanami ditengah fenomena alam El Nino atau musim kekeringan dan cuaca panas. Syukur kondisi buah tinggi kadar air 95,19 persen, karbohidrat 1,99 persen dan 1,37 persen itu juga tergolong standar sesuai kebutuhan pasar.
Adek, petani melon di Desa Mesjid Kemukiman Reubee, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, kepada Media Indonesia, Rabu, 25 September 2024 menuturkan, minat menana melon itu berawal ketika kawasan setempat tidak bisa menanam padi karena kekeringan dan fenomena El Nino.
Karena krisis sumber air, sebagaimana petani sekitarnya, Adek pun harus beralih dari menanam padi ke tanaman semangka. Setelah semangka panen, giliran tahap ke dua, dia pun mencoba lagi ke palawija lainnya. Peralihan kedua inilah Adek mencoba menanam melon.
"Kalau berturut-turut semangkan disini kurang bagus. Karena itu saya coba beralih ke melon. Ternya Insya Allah hasil panen melon lumayan. Walaupun ada kekurangan, kedepan perlu evaluasi lagi supaya hasil produksi panen lebih berkwalitas," kata Adek.
Dikatakannya, harga melon kwalitas bagus di tingkat petani sekarang Rp8.000 per kg. Lalu untuk harga melon kwalitas sedang Rp6.000 per kg.
"Insya Allah harga melon lebih mahal dari semangka yang hanya Rp5.000 hingga Rp6.000 per kg," tutur petani lainnya. MI/Amiruddin Abdullah Reubee Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News