Solo: Peringatan naik tahta dua tahun Gusti Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai penguasa adat Puro Mangkunegaran dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegoro X dirayakan secara sederhana bersama keluarga inti catur sagotra di Pendopo Ageng Mangkunegaran, Senin, 19 Februari 2024.
Catur Sagotra merupakan konsep kekerabatan inti dari trah Mataram Islam yang terdiri atas Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton Kasultanan Yogyakarta, Pura Mangkunegaran dan Pura Pakualaman Yogyakarta.
Dari Keraton Kasunanan hadir langsung Raja Pakoe Boewono (PB) X bersama permaisuri dan Putra Mahkota KGPH Purbaya, lalu dari Kasultanan Yogyakarta tampak putri keempat Sultan HB X yakni Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, serta dari istana Puro Pakualamanan yang datang adalah permaisuri Paku Alam X, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam X dan putra mahkota BPH Kusumo Bimantoro.
Perayaan tradisi wiyosan jumenengandalem KGPAA Mangkunegoro X yang kedua ini ditandai dengan tarian sakral bedhaya Anglir Mendung, yang ditarikan 7 penari bedhaya pura selama 45 menit. Tarian ini merupakan pusaka tari karya Pangeran Samber Nyawa atau pendiri Kadipaten Mangkunegaran.
Keberadaannya adalah gambaran perjuangan Mangkunegoro I melawan Kompeni Belanda. Dan karena merupakan tarian sakral, maka hanya ditarikan pada momen yang sangat khusus, seperti saat perayaan naik tahta raja atau penguasa, sebagaimana yang berlangsung pada tingalan jumenengandalem KGPAA Mangkunegoro X pada Senin.
Pengageng Mandrapura Mangkunegaran, KRMT Supriyanto menjelaskan, 7 penari Bedhaya Anglir Mendung harus masih perawan atau belum menikah. "Ini tarian sakral. Para penari harus menjalani laku, seperti meditasi dan puasa sebelum membawakan Anglir Mendung," ungkap Mas Titot, sapaan akrab pengageng mandrapura ini kepada Media Indonesia.
Tarian Bedhaya Anglir Mendung di depan raja yang akrab disapa Gusti Bhre dan keluarha inti Catur Sagotra ini juga disaksikan sejumlah tamu vip seperti Walikota Solo yang juga Cawapres Gibran Rakabumibg Raka dan Wawali Teguh Orakosa, Ragowo Hediprasetyo yang merupakan putra tunggal Prabowo Subianto, Anggota DPR RI Aria Bima.
Kehadiran Aria Bima di perayaan naik tahta ini juga sekaligus menerima kekancingan atau penghargaan gelar adat sebagai bupati sepuh. "Ibu Puan Maharani juga mendapatkan gelar, namun tidak hadir, sehingga belum ikut diwisuda," sergah Mas Titot.
Gusti Mangkunegoro X sendiri menegaskan, perayaan tingalan jumenengan tahun kedua diadakan secara sederhana dengan mengundang tamu terbatas sebanyak ratusan orang. Upacara jumenengan diadakan mulai pukul 10.00 WIB sampai selesai. MI/Widjajadi Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News