Malang: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan jamu menjadi unggulan mendukung pengembangan wisata kebugaran (wellness tourism) masuk dalam rencana strategis nasional. Jamu kini menunggu penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di UNESCO pada Oktober-November nanti.
"Agenda pembangunan dalam RPJMN mengembangkan wellness tourism berdaya saing global," tegas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat membuka seminar nasional jamu Jatim di Universitas Brawijaya, Malang, Rabu, 13 September 2023.
Jamu merupakan WBTB yang sudah diajukan ke UNESCO. Prosesnya tinggal menunggu sidang penetapan pada Oktober-November mendatang. Jamu sebagai unggulan, lanjutnya, karena itu pengembangannya harus berinovasi dan mengikuti tren kekinian.
"Tren masyarakat dunia saat ini menginginkan hidup lebih panjang dan sehat," katanya.
Menurut Sandiaga, selain berinovasi juga harus adaptasi dan kolaborasi. Strateginya dengan spirit gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber) dan garap semua potensi (gaspol).
Ketua Dewan Jamu Indonesia Mayor Jenderal TNI (Purn.), dr. Daniel Tjen menyatakan eksistensi jamu lintas masa terbukti dalam relief candi Borobudur.
"Jamu bagian integral dari budaya bangsa," ujarnya.
Daniel Tjen menjelaskan pada Agustus lalu ada pertemuan dunia menyoroti kesehatan tradisional berbagai negara. Selama pandemi telah menyadarkan banyak orang, bahwa jamu memiliki peran besar kesehatan selain obat dan vaksin. Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengajak sejumlah
negara memasukkan komponen kesehatan ke sistem kesehatan nasional tergabung dengan pengobatan konservatif.
"Dari sisi ekonomi, jamu itu setiap daerah punya tradisi. Di dalamnya ada kesehatan tradisional, etnokultur dan etnofarmakologi. Angka uangnya mencapai USD694 miliar, ini sesuatu yang sangat besar," ungkapnya.
Dalam konteks ini, Indonesia memiliki kekayaan jamu dan herbal sangat besar sehingga kecepatan diperlukan guna mewujudkan kemandirian.
"Kita harus bergerak cepat merebut peluang ini, harus melibatkan multihelix agar bisa mandiri bidang kesehatan dan ekonomi, terpenting membangun ketangguhan negara," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Nasional Jamu Sasmito Djati mengatakan standar kualitas perlu ditingkatkan selain tantangan lainnya di BPOM karena ada aturan yang harus dipenuhi.
"Jamu bukan saja material, melainkan ada doa di dalamnya. Perlindungan jamu harus lebih baik. Tujuan kami ingin menyejahterakan pelaku jamu dan menduniakan jamu," tuturnya. MI/Bagus Suryo Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News