Surabaya: Seorang jemaah haji tunanetra yang berprofesi sebagai tukang pijat akhirnya bisa naik haji setelah menabung lebih dari 10 tahun. Pensiunan PNS Dinas Sosial ini berharap bisa menjadi haji yang mabrur.
Kasiyo bin Joyowiono, 70, akhirnya bisa berangkat haji tahun ini setelah upayanya menyisihkan uang hasil jerih payah sebagai tukang pijat selama bertahun-tahun. Warga Tabanan, Bali ini saat ini sudah berada di Embarkasi Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jawa Timur.
Kakek tujuh anak ini sangat bersyukur bisa naik haji karena ibadah yang telah diimpikan sejak lama tersebut akhirnya terkabul.
Untuk pelunasan biaya haji, dirinya harus menabung dari penghasilannya memijat setiap hari. Dia menyisihkan Rp25 ribu setiap hari selama lebih dari sepuluh tahun. Dalam sehari dia bisa melayani lima hingga enam pasien.
"Penghasilan sebagai tukang pijat tidak menentu. Jika mendapat tiga sampai empat pasien uangnya digunakan untuk keperluan keluarga. Jika lebih dari empat pasien sisanya baru ditabung," ujarnya.
Kasiyo mengaku mengalami kebutaan sejak usia dua tahun karena sakit panas. Kemudian setelah dewasa dirinya menjadi tukang pijat dan kini menjadi instruktur pemijat bagi tunanetra lainnya.
Dirinya berharap bisa menunaikan ibadah haji di Tanah Suci dengan baik dan benar, serta diberikan kesehatan dan keselamatan. "Semoga nanti pulang ke bali bisa menjadi haji yang mabrur," ungkapmnya. Metro TV/Mahmud Fauzi Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News