Meskipun Aceh dijuluki Serambi Mekah dan dikenal menerapkan hukum syariat Islam, perayaan malam Natal bagi umat kristiani berlangsung dengan khidmat, dalam harmonisasi toleransi umat beragama di Aceh.
Meskipun Aceh dijuluki Serambi Mekah dan dikenal menerapkan hukum syariat Islam, perayaan malam Natal bagi umat kristiani berlangsung dengan khidmat, dalam harmonisasi toleransi umat beragama di Aceh.
Perayaan Natal di Aceh pada tahun 2023 berjalan dengan aman dan kondusif.
Perayaan Natal di Aceh pada tahun 2023 berjalan dengan aman dan kondusif. "Perayaan Natal di Aceh tahun ini dan tahun sebelumnya sama aja. Dari tahun ke tahun pengamanannya itu benar-benar di cover banget jadi kami ibadahnya juga kayak berasa aman," kata Senzia, 22, seorang umat Kristiani di Banda Aceh.
Terkait dengan toleransi umat beragama di Aceh, Senzia menilai toleransi di Aceh sangat baik. Ia mengatakan bahwa masyarakat di lingkungannya sangat menerima umat Kristiani dengan baik. Tidak ada intimidasi atau diskriminasi terhadap umat Kristiani.
Terkait dengan toleransi umat beragama di Aceh, Senzia menilai toleransi di Aceh sangat baik. Ia mengatakan bahwa masyarakat di lingkungannya sangat menerima umat Kristiani dengan baik. Tidak ada intimidasi atau diskriminasi terhadap umat Kristiani. "Sejauh ini yang saya rasakan aman-aman saja," ungkapnya.

Melihat Toleransi Perayaan Natal di Bumi 'Serambi Mekkah'

25 Desember 2023 09:05
Banda Aceh: Meskipun Aceh dijuluki Serambi Mekah dan dikenal menerapkan hukum syariat Islam, perayaan malam Natal bagi umat kristiani berlangsung dengan khidmat, dalam harmonisasi toleransi umat beragama di Aceh.

Perayaan Natal di Aceh pada tahun 2023 berjalan dengan aman dan kondusif. Hal ini disampaikan oleh Senzia, 22, seorang umat Kristiani di Banda Aceh.

"Perayaan Natal di Aceh tahun ini dan tahun sebelumnya sama aja. Dari tahun ke tahun pengamanannya itu benar-benar di cover banget jadi kami ibadahnya juga kayak berasa aman," kata Senzia kepada Medcom.id, Minggu, 24 Desember 2023.

Senzia juga mengatakan bahwa perayaan Natal di Aceh tidak ada perbedaan yang signifikan dengan tahun sebelumnya. Perayaan Natal tetap berlangsung dengan khidmat dan penuh sukacita. "Pokoknya sejauh ini seru-seru aja," ujarnya.

Terkait dengan toleransi umat beragama di Aceh, Senzia menilai toleransi di Aceh sangat baik. Ia mengatakan bahwa masyarakat di lingkungannya sangat menerima umat Kristiani dengan baik. Tidak ada intimidasi atau diskriminasi terhadap umat Kristiani.

"Untuk toleransi disini sangat baik karena beberapa kali masyarakat di lingkungan kami sangat menerima dengan baik jadi tidak ada intimidasi-intimidasi mayoritas dan minoritas itu tidak ada, sejauh ini yang saya rasakan aman-aman saja," ungkapnya.

Dalam suasana yang penuh suka cita, Pastor Gerardus Kanofmone OCD, menyatakan bahwa perayaan Natal tidak hanya terbatas pada malam ini. Ia menekankan betapa pentingnya perayaan ini sebagai kesaksian hidup damai dalam menghadapi dinamika politik di negara kita.

"Dengan merayakan kelahiran, umat Katolik di Paroki Hati Kudus tidak hanya merayakan kebahagiaan malam Natal, tetapi juga membagikan semangat Natal," kata Pastor Gerardus Kanofmone OCD.

Toleransi itu pun terlihat dari pantauan dilokasi, situasi keamanan di sekitar gereja dijaga ketat oleh personel gabungan TNI/Polri. Upaya penjagaan tersebut dilakukan untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama perayaan malam Natal. Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

News toleransi beragama hari raya natal natal dan tahun baru aceh