Bencana kembali menerjang wilayah Kabupaten Bandung Barat. Kali ini banjir bandang di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat yang terjadi pada Rabu, 27 Maret 2024 dini hari.
Bencana kembali menerjang wilayah Kabupaten Bandung Barat. Kali ini banjir bandang di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat yang terjadi pada Rabu, 27 Maret 2024 dini hari.
Luapan sungai Cimeta menggenangi permukaan, air bah juga membawa lumpur dan merendam pemukiman warga dengan ketinggian antara 40-70 centimeter. Sebanyak 15 rumah rusak parah, 1 jembatan terputus, dan 2 jembatan lainnya rusak.
Luapan sungai Cimeta menggenangi permukaan, air bah juga membawa lumpur dan merendam pemukiman warga dengan ketinggian antara 40-70 centimeter. Sebanyak 15 rumah rusak parah, 1 jembatan terputus, dan 2 jembatan lainnya rusak.

Sungai Cimeta Meluap, Belasan Rumah dan 3 Jembatan Rusak

27 Maret 2024 16:04
Cipatat: Bencana kembali menerjang wilayah Kabupaten Bandung Barat. Kali ini banjir bandang di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat yang terjadi pada Rabu, 27 Maret 2024 dini hari.

Luapan sungai Cimeta menggenangi permukaan, air bah juga membawa lumpur dan merendam pemukiman warga dengan ketinggian antara 40-70 centimeter. Sebanyak 15 rumah rusak parah, 1 jembatan terputus, dan 2 jembatan lainnya rusak.

"Kejadian sekitar pukul 02:00 WIB dini hari, ketika sedang tidur, tiba-tiba terbangun suara berisik di luar dan liat air sudah di bawah kasur. Ternyata tetangga sudah ramai bilang ada banjir," tutur salah seorang warga, Imas, 33, saat ditemui.

Ia mengaku, luapan air menggenangi rumahnya hingga ketinggian 80 centimeter. Para penghuni rumah lantas dievakuasi ke tempat aman serta sebagian barang-barang elektronik sempat dipindahkan agar tak tergenang.

"Air cepat naik sehingga banyak barang gak sempat diselamatkan, kasur, barang elektronik, mobil juga terendam,," ujarnya.

Sekretaris Desa Nyalindung, Asep Hidayat menyebutkan, kerusakan dampak banjir di antaranya mulai dari pemukiman warga, fasilitas jembatan, hingga satu sekolah SDN Nyalindung.

"Total ada 15 rumah yang terdampak, tersebar di 3 RW. Rata-rata tembok jebol akibat air dan membawa sampah serta lumpur," ungkapnya.

Ia melanjutkan, imbas banjir juga menyebabkan 30 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. Mayoritas rumah yang hancur merupakan rumah yang berdiri tak jauh dekat dengan sungai Cimeta.

"Jembatan penghubung juga terputus, imbasnya warga harus memutar jalan sekitar 3 kilometer. Dua jembatan lainnya mengalami rusak berat, pondasinya tergerus, tapi masih bisa dilewati cuma sangat rawan," bebernya.

Asep menjelaskan, banjir bandang sungai Cimeta menjadi langganan tiap 5 tahun sekali. Namun bencana kali ini dianggap paling parah dibandingkan sebelumnya.

"Banjir yang sekarang paling besar. Karena rumah-rumah warga yang posisinya di atas ikut terkena dampaknya," tambahnya. MI/Depi Gunawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News sungai banjir Jawa Barat