Data Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat 4,7 juta jumlah transaksi cashless dan 128 triliun volume transaksi cashlees selama 2019. Hal ini menunjukkan evolusi pembayaran berkembang pesat.
Melihat fenomena tersebut Ipsos Indonesia melakukan survei seputar kebiasaan masyarakat Indonesia terhadap penggunaan alat pembayaran digital.
Survei dilakukan terhadap 1.000 responden, yaitu responden yang bermukim di Jawa (66 persen), Sumatera (21 persen), Kalimantan (6 persen), Sulawesi (4 persen), Bali (4 persen), dan Nusa Tenggara (1 persen).
“Hasilnya, Ipsos Indonesia menemukan tiga hal yang memotivasi masyarakat Indonesia menggunakan alat pembayaran digital,” kata Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan pada acara Ipsos Marketing Summit 2020: Indonesia The Next Cashless Society, di Grandballroom, Hotel Pulman Central Park, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020.
Adapun tiga hal yang memotivasi masyarakat Indonesia untuk beralih menggunakan alat pembayaran digital ialah:
1. Keamanan
Masyarakat sebagian besar sadar bahwa melakukan transaksi digital lebih aman. Hal ini yang membuat masyarakat tertarik menggunakan pembayaran digital.
Dalam riset Ipsos Indonesia ditemukan bahwa 26 persen responden merasa yakin, aman, dan nyaman menggunakan pembayaran non tunai. Sementara, 19 persen responden lainnya menggunakan pembayaran non tunai karena efisien dan dapat mengontrol pengeluaran.
2. Menyenangkan
Pembayaran digital membawa hiburan tersendiri bagi penggunanya. Sebanyak 25 responden mengaku menggunakan pembayaran non tunai karena mereka menikmatinya dan hal tersebut memberikan pengalaman baru.
Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan (Foto:Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
"Digital payment membawa hal-hal yang menyenangkan. Saya beli es dawet di belakang kantor, bayarnya tinggal scan menggunakan QR Code. Jadi, enggak perlu lagi membawa uang dalam jumlah besar seperti dulu. Pengalaman ini sangat menyenangkan," ujar Soeprapto.
3. Inspirasi
Digital payment membuat seseorang mengalami kemajuan dalam hidup mereka. Hal ini mendorong setiap orang untuk beradaptasi seiring semakin berkembangnya teknologi.
"Dari hasil studi tersebut terlihat bahwa masyarakat kita sudah mulai terbiasa dengan pembayaran non tunai dalam kehidupan sehari-hari," kata Soeprapto.
Secara keseluruhan Ipsos Indonesia tidak melihat dampak negatif akibat perubahan kebiasaan pembayaran digital. Justru para responden merasa lebih aman dan hidup mereka menjadi lebih maju.
"Saat ini, Indonesia memasuki tahap early stage. Penggunaan transaksi cashless di Indonesia masih separuh jika dibandingkan Tiongkok yang sudah mencapai 95 persen. Namun demikian, early stage sudah menggembirakan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News