Dalam risetnya, Ipsos menggunakan metode Censydiam. Censydiam menjadi kebanggaan Ipsos karena hanya mereka yang memiliki metode tersebut.
Censydiam (Center for Systematic Diagnostics in Marketing) merupakan sebuah metode riset yang berusaha memahami kebutuhan manusia. Bukan memahami produk, merek, melainkan apa yang dibutuhkan manusia dari suatu kategori.
Pendekatan yang dilakukan Censydiam meliputi pendekatan social (vitality, power, recognition), dimension (enjoyment), personal (control), dan dimension (conviviality, belonging, security).
Beberapa manfaat penggunaan Censydiam ialah perencanaan sebuah merek tidak lagi terjadi dalam siklus 3-5 tahun, merek mengalami konteks perubahan cepat yang dinamis, dan perencanaan strategi merek harus siap merespons perubahan.
Dalam perkembangannya, Ipsos Indonesia menggunakan Censydiam untuk meriset sejumlah fenomena sosial dan ekonomi. Yang teranyar, Ipsos Indonesia menyelenggarakan Ipsos Marketing Summit 2020: Indonesia The Next Cashless Society di Jakarta, Rabu, 15 Januari. Pada acara tersebut Ipsos Indonesia memaparkan pola perilaku pengguna alat pembayaran digital (digital payment) di Indonesia.
Hasil riset Ipsos Indonesia ini menjadi bagian dari upaya mendukung cashless society di Indonesia dengan harapan dapat mendorong perkembangan pembayaran digital lebih berkembang ke depan nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News