Strategi bakar uang dilakukan melalui beragam promo, diskon, dan cashback untuk memikat konsumen. Sebab, konsumen cenderung memilih produk yang lebih menguntungkan.
Ipsos Indonesia menilai strategi bakar uang sebenarnya tidak baik bagi kelangsungan perusahaan pembayaran digital dompet elektronik. Ipsos Indonesia mengimbau agar strategi bakar uang sebaiknya dihindari karena merugikan.
"Kalau bakar uang brand naik, tapi enggak profitable (menguntungkan). Mereka harus sadar healthy marketing selayaknya menjalankan bisnis," ujar Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan, ditemui di Hotel Pullman Central Park, Jakarta Barat, Rabu, 15 Januari 2019.
Strategi bakar uang dilakukan oleh penyedia dompet elektronik OVO, GoPay, dan DANA.
Menurut studi yang dilakukan Ipsos Indonesia, OVO paling banyak digunakan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi. Berikutnya ada GoPay, DANA, Link Aja, t-Cash, Sakuku, dan Doku. Supaya pemain kecil bisa survive dalam berbisnis, Ipsos Indonesia mengimbau agar merger dengan para pemain besar.
"Perlu sih (merger). Soalnya balik lagi, sedang berkompetisi di kolam besar. Kalau bisa merger akan lebih bagus," ucap Soeprapto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News