Ilustrasi Bank Dunia (FOTO: Reuters)
Ilustrasi Bank Dunia (FOTO: Reuters)

Perbaikan Tata Kelola Fiskal Perkuat Ketahanan Ekonomi Indonesia

Eko Nordiansyah • 25 Oktober 2016 13:50
medcom.id, Jakarta: Bank Dunia menilai perbaikan pengelolaan fiskal akan mendukung pertumbuhan PDB di Indonesia, yang diproyeksikan 5,1 persen untuk 2016. Namun risiko eksternal seperti pertumbuhan global yang lebih lamban dari yang diharapkan serta ketidakpastian pasar keuangan global membawa risiko turunnya ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
 
Baca: Bank Dunia Tertarik Beri Pinjaman untuk Proyek Trem Surabaya
 
"Perbaikan tata kelola fiskal, kebijakan publik yang lebih kuat, dan reformasi struktural termasuk tanggapan tepat waktu terkait harga pangan telah memberikan hasil positif. Risiko telah menurun dan beberapa indikator membaik," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Baca: Bank Dunia Naikkan Proyeksi Harga Minyak Mentah di 2017
 
Dirinya menambahkan, penerimaan program amnesti pajak yang lebih besar dari perkiraan awal telah membantu mengurangi risiko fiskal, begitu juga dengan beberapa penyesuaian belanja pemerintah. Program amnesti pajak telah meraup 56,6 persen dari target pada akhir fase pertama.
 
Baca: Bank Dunia Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Stabil
 
"Penerimaan tambahan ini diharapkan dapat menambah belanja modal sehingga membawa dampak positif pada pertumbuhan. Ke depan, kami optimis bahwa upaya berkelanjutan untuk mengembangkan pariwisata dan manufaktur akan menghasilkan lebih banyak pekerjaan, meningkatkan pendapatan ekspor, dan semakin mendukung pertumbuhan," jelas dia.
 
Pertumbuhan yang tangguh dan reformasi kebijakan reformasi telah membantu upaya mengurangi kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Indonesia turun 0,4 persentase poin pada kuartal I-2016, yang merupakan penurunan tahun-ke-tahun terbesar dalam tiga tahun terakhir.
 
Kebijakan yang mendorong penurunan tersebut adalah upaya menstabilkan harga beras termasuk manajemen impor beras dan operasi pasar oleh Bulog, dan perluasan program-program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan, yang menyalurkan bantuan tunai bersyarat. Perluasan program tersebut mencakup 3,5 juta rumah tangga baru dan berkontribusi terhadap hampir sepertiga dari total penurunan kemiskinan.
 
Baca: Strategi Bank Dunia Pangkas Angka Kemiskinan
 
Sementara itu, koefisien gini rasio Indonesia juga mengalami penurunan 1,1 poin ke 39,7. Meskipun angka ketimpangan ini tetap tinggi, Bank Dunia menilai hal ini merupakan penurunan tahunan terbesar sejak krisis keuangan Asia pada 1997-1998.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan