Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Adimaja)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Adimaja)

Bank Dunia Naikkan Proyeksi Harga Minyak Mentah di 2017

Ade Hapsari Lestarini • 21 Oktober 2016 10:52
medcom.id, Washington: Bank Dunia menaikkan perkiraan harga minyak mentah di 2017 ke USD55 per barel dari sebelumnya USD53 per barel. Bank Dunia berharap kesepakatan antara negara-negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dapat membantu memangkas kelebihan pasokan.
 
Reuters melansir, Jumat, 21 Oktober, harga energi, yang meliputi minyak, gas alam, dan batu bara, diharapkan melonjak hingga 25 persen pada tahun depan. Peningkatan ini lebih besar dari perkiraan sebelumnya, lapor Bank Dunia dalam laporan outlook triwulanan pasar komoditas.
 
"Kami mengharapkan kenaikan yang solid dalam harga energi, dipimpin oleh minyak, tahun depan," kata Ekonom Senior di Bank Dunia, John Baffes.

"Namun, ada ketidakpastian yang cukup besar di sekitar outlook saat kami menunggu rincian dan pelaksanaan perjanjian OPEC, yang akan mempengaruhi pasar minyak," tambah dia.
 
Seperti diketahui, OPEC berencana untuk membatasi produksi menjadi 32,5 juta dari 33,0 juta barel per hari (bph) dibandingkan rekor produksi sebesar 33,6 juta barel per hari pada September.
 
Pemangkasan tersebut tidak pernah terjadi sejak 2008 silam. Bank Dunia pun tidak mengubah perkiraan harga rata-rata minyak mentah sebesar USD43 per barel pada 2016.
 
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa pasar minyak berada di akhir penurunan yang cukup dan mulai membaik karena pasokan dan permintaan seimbang.
 
Harga minyak mentah dunia telah sejak stabil di sekitar USD50 per barel, sebagian karena penurunan produksi non-OPEC dan pasokan yang berhenti di beberapa negara OPEC.
 
Sebuah pemulihan sederhana diproyeksikan akan terjadi untuk komoditas lainnya, termasuk logam dan harga pertanian, pada 2017, karena permintaan makin kuat dan persediaan semakin kencang.
 
Sementara itu, untuk harga emas diproyeksikan menurun sedikit di tahun depan yakni sebesar USD1.219 per ounce karena suku bunga cenderung AS meningkat dan investor yang membeli investasi safe-haven mulai surut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan