Ilustrasi Bank Dunia (FOTO: Reuters)
Ilustrasi Bank Dunia (FOTO: Reuters)

Bank Dunia Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Stabil

05 Oktober 2016 19:36
medcom.id, Jakarta: Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang kawasan Asia Timur dan Pasifik tetap bertahan hingga tiga tahun mendatang, meskipun sejumlah negara perlu mengambil langkah untuk mengurangi kerentanan finansial dan fiskal.
 
"Pengetatan keuangan global, pertumbuhan global yang terus melambat atau perlambatan di Tiongkok yang datang lebih awal akan menjadi cobaan bagi ketahanan Asia Timur," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (5/10/2016).
 
Laporan Perkembangan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik yang baru disusun Bank Dunia memperkirakan Tiongkok akan terus melakukan transisi ke pertumbuhan yan lebih lamban namun tetap berkelanjutan dari 6,7 persen pada 2015 menjadi 6,5 persen pada 2017 dan 6,3 persen pada 2018.

Untuk negara lain di kawasan tersebut, pertumbuhan diproyeksikan akan stabil di angka 4,8 persen tahun ini, kemudian tumbuh menjadi 5 persen pada 2017, dan 5,1 persen pada 2018. Secara keseluruhan, ekonomi negara berkembang di kawasan Asia Timur diperkirakan tumbuh sebesar 5,8 persen pada 2016 dan 5,7 persen pada 2017-2018.
 
Di Tiongkok, pertumbuhan akan melemah seiring dengan perekonomiannya yang terus menuju ke sektor konsumsi, pelayanan dan aktivitas dengan nilai tambah yang tinggi, serta kelebihan kapasitas industri yang dikurangi. Namun, pasar tenaga kerja yang lebih ketat akan terus mendukung pertumbuhan pendapatan dan konsumsi rumah tangga.
 
Di antara negara-negara berkembang, prospek sangat kuat ada di Filipina dengan pertumbuhan diharapkan melaju ke angka 6,4 persen pada 2016, dan Vietnam yang pertumbuhan tahun ini terhambat karena bencana kekeringan, namun akan kembali pulih menuju 6,3 persen pada 2017.
 
"Di Indonesia, pertumbuhan akan naik secara stabil dari 4,8 persen pada 2015 menjadi 5,5 persen pada 2018, tergantung pada ada atau tidaknya kenaikan investasi publik, suksesnya perbaikan iklim investasi serta kenaikan penerimaan," pungkas Shetty.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan