Presiden ADB Takehiko Nakao mengatakan hal tersebut ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, dirinya memuji sejumlah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Apalagi, lanjut Nakao, investasi swasta di Tanah Air terus membaik dan di sisi lain tingkat konsumsi masyarakat masih terbilang kuat. Bahkan, tingkat inflasi yang berada di tren rendah yakni di angka 3,5 persen pada 2016 lalu diprediksi akan berada di angka empat persen di sepanjang 2017.
Baca: BI Yakin Fundamental Ekonomi Indonesia Cegah Dana Keluar
"Saya sangat terkesan dengan komitmen kuat dan lebih banyak kebijakan untuk rakyat yang membuat bertambahnya kepercayaan pasar Indonesia guna memperoleh manfaat dari peningkatan ekonomi," kata Nakao, Rabu (1/2/2017).
Sejak September 2015, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan sebanyak 14 paket kebijakan ekonomi, yang terdiri atas serangkaian reformasi kebijakan di berbagai bidang yang dtujukan untuk meningkatkan investasi, memperkuat daya saing, dan melakukan diversifikasi sejumlah indikator perekonomian.
Baca: Menilik Nasib TPP Usai AS Keluar
Nakao mencatat hasil nyata yang positif yang diperoleh dari paket reformasi tersebut termasuk perbaikan posisi Indonesia dalam peningkatan kemudahan berusaha. Sampai akhir 2016, lebih dari 500 perusahaan memanfaatkan direvisinya Daftar Negatif Investasi (DNI), dengan investasi yang direncanakan hingga senilai USD12,9 miliar.
Selain itu, tambahnya, peraturan terkait penetapan upah minimum telah mempermudah dunia usaha memperkirakan biaya operasionalnya. Kondisi kesemuanya itu tentu memiliki efek positif bagi aktivitas perekonomian secara umum.

Presiden ADB Takehiko Nakao dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: MTVN/Achmad Zulfikar Fazli)
Di sisi lain, strategi kemitraan tingkat negara ADB di periode 2016-2019 dengan Indonesia berfokus pada peningkatan layanan infrastruktur, penguatan tata kelola ekonomi, dan peningkatan pendidikan dan keterampilan. ADB tetap berkomitmen mengalokasikan pinjaman untuk Pemerintah Indonesia sekitar USD2 miliar per tahun dalam jangka menengah.
Baca: Dampak Kurang Eratnya Ekonomi AS-Tiongkok bagi Indonesia Minim
Nakao mengatakan, peningkatan investasi publik dan swasta di bidang infrastruktur sangat penting guna memperluas basis perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan yang baik. Dukungan ADB di sektor energi dinilai akan memperluas jangkauan dan efisiensi jaringan kelistrikan nasional, serta membantu pengembangan sumber energi bersih seperti gas alam dan panas bumi.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ini kali ketiga Nakao datang ke Indonesia. Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menerima langsung Nakao. Kunjungan saat ini lantaran Nakao ingin melihat perkembangan langsung atas sejumlah pembangunan di Indonesia.
Baca: Infrastruktur Kementerian PUPR Diperkirakan Sumbang 1,2% ke Pertumbuhan Ekonomi
"Presiden menjelaskan berbagai hal yang berhubungan dengan kemajuan perekonomian Indonesia serta perkembangan kita saat ini dan ke depan. Dari mulai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, memperbaiki infrastruktur, program amnesti pajak dan juga program untuk menyelesaikan atau mengurangi kesenjangan," kata Menkeu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News