Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator perekonomian yang menunjukan pencapaian positif.
"Kalau melihat memang ada risiko reversal dari emerging. Tapi kalau dilihat dari sisi emerging market kita paling positif dari pertumbuhan ekonomi, stabilitas makro, defisit CAD," kata Juda, di Kompleks Perkantoran BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2017).
Kondisi Indonesia juga jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Misalnya saja defisit transaksi berjalan yang pada 2013 lalu mencapai empat persen namun pada tahun lalu berhasil mencapai level yang lebih rendah sebesar 1,8 persen.
Selain itu, Juda menilai, jika investor terbagi dua golongan yaitu investasi untuk jangka pendek atau jangka panjang. Bagi investor jangka pendek volatilias nilai tukar dan suku bunga akan lebih berpengaruh.
Sementara itu bagi investor jangka panjang, maka prospek ekonomi dan stabilitas makroekonomi menjadi pertimbangan. Dan investor ini yang mayoritas ada di Indonesia. "Investor Indonesia kalau kita lihat lebih banyak yang sifatnya jangka panjang. Real money investor, dia lebih lihat kondisi fundamental ekonomi," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News