Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawti (AFP PHOTO/PRAKASH SINGH)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawti (AFP PHOTO/PRAKASH SINGH)

Menkeu Khawatir dengan Pelambatan Ekonomi dan Perdagangan Global

Husen Miftahudin • 09 Desember 2016 14:15
medcom.id, Jakarta: Pertumbuhan ekonomi dunia dan perdagangan global diprediksi akan bergerak melambat atau tidak secepat pada tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini secara langsung akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional, meski diharapkan pengaruhnya tidak terlalu signifikan.
 
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku khawatir terhadap gerak perekonomian dan perdagangan global tersebut. Menerapkan perdagangan yang terbuka membuat Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, harus lebih waspada menghadapi tantangan yang berasal dari eksternal.
 
"Sebagai ekonomi terbuka, ekonomi Indonesia sangat terpengaruh pada kondisi lingkungan (eksternal), apakah itu di Asia atau global. Sehingga pada tahun ke depan dan bahkan sejak tiga tahun terakhir pengaruh ekonomi global tercermin di ekonomi Indonesia," ujar Ani, dalam Economic Outlook 2017 Ikatan Bankir Indonesia (IBI), di Plaza Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (9/12/2016).

Baca: Menkeu Harap Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5,1% di 2017
 
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi global di tahun ini diprediksi hanya berada di level 3,1 persen. Capaian itu dinilai lebih rendah ketimbang pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada 2015. ‎"Tahun ini 3,1 persen, lebih rendah dari tahun lalu 3,2 persen.‎ Secara terus menerus ekonomi dunia tidak bisa melakukan proyeksi yang tepat dan selalu koreksi ke bawah," imbuhnya.
 
Gerak ekonomi global yang melambat lebih disebabkan oleh rendahnya perdagangan dunia. Meski biasanya pertumbuhan perdagangan lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi, namun menurut Ani saat ini perdagangan tumbuh lebih rendah.
 
Menkeu Khawatir dengan Pelambatan Ekonomi dan Perdagangan Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
 
Dia menjelaskan, berdasarkan studi Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) pertumbuhan perdagangan tahun ini diproyeksi hanya sebesar 2,6 persen. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi globalnya, di 2016 diprediksi sebesar 3,1 persen.
 
"Usai krisis global 2008-2009 adalah pertumbuhan perdagangan global melemah signifikan. Biasanya pertumbuhan perdagangan global lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global, karena perdagangan sebagai lokomotif ekonomi. Bahkan dalam tiga dekade terakhir pertumbuhan perdagangan selalu double dari pertumbuhan ekonomi," ujar Ani.
 
Baca: Pemerintah Bakal Integrasikan Sistem Vokasional dan Kompetensi
 
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut risiko global yang memengaruhi gerak perekonomian Indonesia di tahun depan berasal dari Tiongkok. Naiknya utang dan kredit macet di Tiongkok diperkirakan akan direspons dengan kebijakan yang lebih ketat oleh Indonesia.
 
Baca: Pemerintah Tarik Utang USD3,5 Miliar Amankan Belanja Januari 2017
 
Hasil simulasi Bappenas menunjukkan kebijakan tersebut akan berdampak pada pelambatan ekonomi Indonesia sebesar 0,72 prosentase poin terhadap baseline di 2017. Dampak terbesarnya akan terlihat dari investasi yang turun sebesar 1,02 prosentase poin.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan