Adapun penerbitan ini menggunakan skema prefunding atau penerbitan utang di akhir tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai pendanaan di tahun mendatang. Tentu keputusan ini dalam rangka memaksimalkan manfaat dan momentum pertumbuhan ekonomi.
Direktur Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan dengan prefunding kali ini maka pemerintah berhasil mengamankan dan menjamin arus kas untuk belanja Januari 2017, senadainya penerimaan pajak mengalami delay di 2017.
"Ini bukan untuk menutup kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, tapi untuk prefunding 2017," kata Robert, di Bali, Jumat (9/12/2016).
Robert menjelaskan penerbitan valas ini cukup untuk pembiayaan awal tahun, sehingga pemerintah sepertinya tak akan menerbitkan SUN dengan denominasi lain, bahkan domestik. "Enggak ambil domestik karena likuiditas kita lagi ketat," ujar dia.
Dirinya menyebut ada tiga seri yang diterbitkan dalam prefunding kali ini yakni dengan tenor lima tahun RI0122, 10 tahun RI127, dan 30 tahun RI147, yang sebelumnya pada prefunding tahun lalu untuk kebutuhan 2016 tak ada tenor lima tahun.
Alasan menerbitkan tenor jangka pendek, masih kata dia, yakni dengan melihat adanya sedikit goncangan di pasar keuangan sehingga tenor ini untuk memikat investor. Apalagi setelah pemilu AS, tak ada sovereign yang menerbitkan utang.
"Sambutan investor sangat positif karena kita tahu pasar agak volatile," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
