Ilustrasi Bank Mandiri. Dok. Istimewa
Ilustrasi Bank Mandiri. Dok. Istimewa

Analis: Kinerja Bank Mandiri Lebih Optimal daripada Himbara Lain

Achmad Zulfikar Fazli • 22 Mei 2022 16:12
Jakarta: Sektor perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) dinilai memiliki ketahanan yang sangat baik, sehingga cepat pulih dari tekanan badai pandemi covid-19. Bahkan, Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN berhasil meraih kinerja positif sepanjang kuartal pertama 2022.
 
Mengutip laporan keuangan nonconsolidated (bank only) alias tidak menyertakan kinerja anak usaha, di tiga bulan pertama tahun ini, sejumlah indikator kinerja bank pelat merah tersebut, berhasil mencatat persentase pertumbuhan mencapai dua digit secara tahunan atau year on year (yoy). Dari sejumlah bank negara tersebut, Bank Mandiri mencatat kinerja yang paling baik.
 
Analis pasar modal dari Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe, mencatat pada kuartal I-2022, manajemen Bank Mandiri jauh lebih berhasil dalam mengoptimalkan kinerjanya daripada bank milik negara lainnya. Contohnya, manajemen Bank Mandiri lebih baik dalam mengoptimalkan aset dan modal/equity untuk mendapatkan penghasilan (return on asset/ROA dan return on equity/ROE).

Pertumbuhan ROA Mandiri pada Q1 2022 lebih baik daripada Himbara lainnya, mencapai 1,12 persen. Sementara itu, BRI mencatat pertumbuhan ROA sebesar 0,91 persen, dan ROA BNI hanya tumbuh sebesar 0,83 persen yoy. Untuk ROE tier 1, Mandiri mencatat pertumbuhan tertinggi mencapai 8,94 persen. Sedangkan pertumbuhan ROE BRI sebesar 3,64 persen dan ROE BNI tumbuh 5,58 persen.
 
Di samping itu, pendapatan bunga Bank Mandiri sebesar Rp18,9 triliun atau tumbuh 6,9 persen yoy. Pertumbuhan itu jauh lebih besat ketimbang pertumbuhan pendapatan bunga BRI 4,3 persen yoy. BNI dengan pendapatan bunga sebesar Rp12,5 triliun mencatat pertumbuhan sebesar 1,7 persen yoy.
 
Manajemen Bank Mandiri juga menurunkan beban bunga secara drastis dari Rp4,8 triliun menjadi Rp3,8 triliun alias turun 21,4 persen. Sementara itu, biaya bunga di BRI turun sebesar 16,9 persen dan biaya bunga di BNI hanya turun sebesar 0,3 persen.
 
Hal itu membuat pendapatan bunga bersih (NII) Mandiri bisa mencapai Rp15,2 triliun atau tumbuh pesat 17,3 persen daripada NII BRI yang tumbuh 10,1 persen, dan BNI tumbuh 2,3 persen.
 
Kiswoyo menyampaikan dengan pertumbuhan indikator kinerja seperti itu, Bank Mandiri terbilang berhasil menyesuaikan bisnisnya dengan kondisi perekonomian yang terdampak pandemi covid-19.
 
"Ini menggambarkan produktivitas Bank Mandiri sangat tinggi dan efisiensi yang dicapai sangat besar," ujar Kiswoyo, Jakarta, Minggu, 22 Mei 2022.
 
Baca: Per April, KUR Bank Mandiri Capai Rp14,41 Triliun
 
Hal senada disampaikan Ekonom INDEF Eko Listyanto. Menurut dia, tingginya pertumbuhan ROA Bank Mandiri mengindikasikan perseroan memiliki kemampuan dalam mengelola aset-aset produktif menjadi aset yang menghasilkan untuk mendukung pendapatan bisnisnya.
 
"Di sini terlihat, Bank Mandiri lebih banyak mengelola aset-aset agunan nasabah yang sifatnya likuid," papar Eko.
 
 

Jika dilihat dari pertumbuhan ROE yang tinggi, kata dia, Bank Mandiri mampu mengoptimalkan modalnya untuk mendukung rencana bisnis. Misalnya, ekspansi penyaluran kredit atau menyediakan layanan baru lewat pengembangan kanal digital.
 
Menurut dia, ekspansi penyaluran kredit maupun pengembangan kanal digital butuh modal investasi yang besar dan berkelanjutan. "Tapi, dengan pertumbuhan ROE yang tinggi di kuartal I-2022, telah menunjukkan Bank Mandiri mampu memaksimalkan modal untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya," kata Eko.
 
Secara keseluruhan, ujar dia, kinerja positif bank Himbara pada kuartal pertama tahun ini sejalan dengan terus membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional di sepanjang tiga bulan tahun ini. Pada kuartal I-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,01 persen yoy.
 
"Hal ini menggambarkan pemulihan ekonomi nasional relatif sudah semakin membaik," ucap Eko.
 
Saat ekonomi menggeliat, terang dia, sektor riil juga akan ikut bergerak. Alhasil, permintaan kredit ke perbankan turut meningkat.
 
"Buktinya bisa dilihat dari pertumbuhan kredit perbankan yang rata-rata di atas 6 persen (yoy)," ujar dia.
 
Keberhasilan bank-bank BUMN menggenjot pertumbuhan kinerja juga tak lepas dari strategi bisnis yang dijalankan. Menurut Eko, bank-bank BUMN lebih memfokuskan pertumbuhan kreditnya pada segmen-segmen dengan imbal hasil tinggi.
 
Misalnya, menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor industri yang cepat pemulihannya dari dampak pandemi covid-19. Di antaranya, ke sektor industri makanan dan minuman, perdagangan, serta pertanian, yang belakangan ini terus menggeliat.
 
"Kenaikan harga-harga komoditas ikut menopang pertumbuhan kredit bank-bank BUMN," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan