"Kami melihat peningkatan tekanan di jangka menengah (pada rating kredit AS). Sebelum pemilu, AS memiliki tingkat utang pemerintah tertinggi dengan peringkat kredit triple A," kata Kepala EMEA Sovereign Ratings Lembaga Fitch Ed Parker, dalam sebuah konferensi pers outlook kredit tahunan, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (13/1/2017).
Trump akan bekerja di Gedung Putih di 20 Januari. Beberapa perubahan kebijakan yang dijanjikan telah memicu pasar khawatir atas situasi dan kondisi perekonomian, termasuk kebijakan pemotongan pajak, reformasi kesehatan yang berlaku di bawah Presiden Barack Obama, dan ancaman untuk meningkatkan tarif pajak pada perusahaan yang beroperasi di luar negeri.
Baca: Penyitaan Properti AS Turun 14% di 2016
Parker menjelaskan, dalam jangka pendek kebijakan Trump tidak menimbulkan risiko bagi rating kredit AS karena AS terus mendapatkan keuntungan dari menguatnya peran USD sebagai mata uang cadangan yang dominan di dunia. Namun demikian, tetap perlu ada kewaspadaan agar tidak memberi risiko bagi ekonomi AS.

Presiden AS terpilih (Foto: Business Insider)
Fitch memiliki outlook stabil di rating AAA bagi Amerika Serikat. Dari dua lembaga utama lainnya, Moody juga memiliki penilaian yang sama atas ekonomi yang ukurannya cukup besar di dunia ini. Namun sayangnya, Standard and Poor memberi peringkat lebih rendah di AA+.
Baca: Trump Kenakan Pajak Perbatasan bagi Perusahaan yang Pindahkan Produksi
"Itu adalah sinyal yang sangat jelas bahwa kita melihat risiko sovereign seperti pada sisi negatifnya dan Anda dapat mengharapkan aliran besar bisa berlanjut dari penurunan peringkat pada 2017," kata Parker.
Baca: Ekonom Nilai Kebijakan Perdagangan Trump untuk Menyangkal Perubahan Iklim
Pasar negara berkembang sangat rentan karena suku bunga AS yang lebih tinggi bisa memikat investor menjauh dari obligasi mereka. Selain itu, menguatnya USD bisa membuat kondisi lebih mahal bagi mereka untuk membayar utang luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News