Baca: Kanada Berusaha Selamatkan Kesepakatan Perdagangan Bebas dengan Uni Eropa
Wilayah Belgia yang berbahasa Prancis masih menentang Comprehensive Economic and Trade Agreement (CETA), yang tentunya harus membutuhkan dukungan bulat dari semua 28 negara di Uni Eropa untuk disetujui. Uni Eropa telah memberikan Belgia waktu sampai Senin untuk menandatangani kesepakatan perjanjian Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Baca: Kanselir Jerman: Uni Eropa Alami Situasi Kritis
Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengaku bahwa dirinya tidak bisa memberikan persetujuan. Namun, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyatakan ia dan Trudeau masih percaya puncak pertemuan bisa terjadi di masa mendatang.
"Bersama dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kita berpikir pertemuan akan tetap mungkin terjadi di Kamis. Kami mendorong untuk semua pihak bisa bersama-sama mencari solusi dari persoalan ini," kata Tusk dalam cuitannya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/10/2016).
.jpg)
Menteri Perdagangan Kanada Chrystia Freeland (REUTERS/Chris Wattie)
Di Ottawa, juru bicara Trudeau berbicara bahwa Perdana Menteri Kanada dan Tusk setuju untuk siap melakukan kontak atau komunikasi pada menjelang waktu dan hari pada pertemuan yang akan dilakukan di masa mendatang. Adapun pertemuan ini penting untuk mengetahui masa depan perdagangan di antara pihak ini.
Baca: Uni Eropa Berikan 'Status Spesial' untuk Inggris
Sementara itu, Menteri Perdagangan Kanada Chrystia Freeland mengatakan CETA tidak akan mati tapi dia menghindari pertanyaan tentang apa yang akan terjadi jika Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan pekan ini. Namun demikian, diharapkan kesepakatan benar-benar bisa terlaksana dengan baik.
Baca: Kesepakatan Perdagangan Bebas Kanada-UE Tidak akan Mati Begitu Saja
"Kami berharap mereka dalam kondisi baik dan berharap mereka bisa mencapai ke sana (kesepakatan dalam perdagangan bebas). Ketika perjanjian selesai maka waktunya untuk pindah dan menandatangani (perjanjian perdagangan) dan mendapatkan ratifikasi," pungkas Freeland.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News