"Kesepakatan telah tercapai, pimpinan Uni Eropa akan memberikan Inggris 'status spesial' dan saya akan mengampanyekan kesetiaan untuk tetap berada di Uni Eropa," kata Perdana Menteri David Cameron seperti dilansir bbc.com, Sabtu (20/2/2016).
Kesepakatan ini termasuk kesepakatan tujuh tahun pemberian dana kesejahteraan. PM Inggris ini akan menyampaikan kesepakatan dan perubahan terhadap perjanjian dengan Uni Eropa di hadapan kabinetnya Sabtu, 20 Februari pagi.
Perdana Menteri Cameron dan kabinetnya bebas melakukan kampanye untuk tetap berada di dalam Uni Eropa saat referendum digelar 2017 nanti. Pihak yang mengampanyekan keluarnya Inggris dari Uni Eropa menilai hanya terjadi perubahan kecil dalam perjanjian baru yang disepakati dengan Uni Eropa.
Sebelumnya, Cameron sempat menyatakan kekecewaan terhadap kampanye untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa ini.
Menurut polling agensi riset Survation, 43 responden mengatakan mereka akan memilih keluar dari Uni Eropa, 40 persen tetap di dalam dan 17 persen belum dapat memutuskan. Survei tersebut, yang dilakukan pada 3 dan 4 September dengan 1004 respon, memiliki margin error hingga dua persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News