"Negara-negara itu akan fokus di bawah RCEP jika TPP tidak bergerak maju," kata Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) Michael Froman, seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/11/2016).
Menurut Froman adanya persepsi AS menarik kembali perdagangan bebas menciptakan kekosongan dan membuat Tiongkok bersedia untuk mengisi hal itu. Ia menambahkan, mitra di kawasan itu telah mengatakan kepadanya bahwa mereka ingin kepemimpinan AS pada perdagangan tetapi juga dapat mempertimbangkan pakta berdasarkan TPP tanpa AS.
Baca: TPP Tertunda, Indonesia Incar RCEP
Tidak ditampik nasib TPP atau Kemitraan Trans Pasifik tengah diujung tanduk. Bagaimana tidak, Donald John Trump yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dalam kampanyenya sempat menyatakan untuk tidak melanjutkan perjanjian dagang yang dirundingkan oleh 12 negara tersebut.
Baca: Obama Terus Yakinkan Mitra Dagang AS terkait TPP
Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, Trump ingin membubarkan TPP demi proteksi pasar domestik AS dari perdagangan bebas. Di sisi lain, Hillary Clinton juga menyiratkan hal yang sama karena dalam kampanyenya ingin menegosiasi kembali TPP.
"Karena Trump dalam kampanyenya menyatakan tidak akan melanjutkan TPP. Sedangkan Hillary juga akan menegosiasikan. Ini sedang kami studi (pelajari)," ujar Enggar.
Baca: Pilpres AS, Menperin Klaim Indonesia Tetap Ikut TPP
Pada dasarnya Indonesia ingin bergabung ke dalam blok TPP. Alasannya, blok ekonomi ini nyaris menghapuskan tarif perdagangan di 12 negara dan menguasai 40 persen perekonomian dunia. Namun di sisi lain, juga menciptakan ancaman karena perdagangan Indonesia bakal terbuka bagi seluruh anggota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News