Mengamati hal tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia tetap akan ikut dalam Trans-Pacific Partnership (TPP), yang tidak pro dengan Donald Trump. Airlangga menjelaskan, kontribusi Indonesia dalam TPP untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia, seperti industri alas kaki.
"Kalau semua masuk TPP, Singapura atau Malaysia di dalam, kita perlu ikut, karena daya saing industri alas kaki kita kenapa tarif multi biaya masuk sedangkan mereka tarif khusus itu sudah beda 5-10 persen," tutur Airlangga usai rapat koordinator gas di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Baca: Menang di Pennsylvania, Raihan Suara Donald Trump Melambung
Dia menambahkan, siapa pun nanti yang terpilih menjadi orang nomor satu di negeri Paman Sam tersebut pasti akan menentukan posisi The Fed. Pasalnya, posisi The Fed pada akhir tahun nanti menjadi refleksi dari hasil pilpres tersebut.
"Kalau pemilu AS tergantung pada nanti apakah di akhir tahun ini Fed akan naik, interest rate atau tidak, itu kan merefleksikan dari hasil pemilu tadi," kata dia.
Airlangga berpendapat, hasil pilpres AS ini tidak memberikan dampak langsung kepada pelaku industri Indonesia. Sebab, biasanya pilpres seperti ini akan berdampak langsung dengan posisi pasar.
"Kalau industri tidak terpengaruh secara langsung, pengaruhnya ke pasar modal, tidak terlalu dalam 'pengaruhnya', tidak jangka pendek, karena industri kan seluruhnya jangka panjang," pungkas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News