Presiden Federal Reserve San Francisco John Williams (REUTERS/Stephen Lam)
Presiden Federal Reserve San Francisco John Williams (REUTERS/Stephen Lam)

The Fed Nilai Perlu untuk Kurangi Stimulus Moneter

Angga Bratadharma • 21 Januari 2017 13:32
medcom.id, San Fransisco: Presiden Federal Reserve San Francisco John Williams mengulangi pandangannya bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) perlu untuk mengurangi stimulus moneter sebelum ekonomi melampui kinerja tenaga kerja dan target inflasi dari the Fed. Jika itu terjadi, maka the Fed harus melakukan 'pengereman kebijakan'.
 
"Tenaga kerja tua dan pertumbuhan produktivitas yang rendah akan tetap membuat Amerika Serikat tumbuh lebih cepat dari sekitar dua persen per tahun secara berkelanjutan," kata Williams, pada sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/1/2017).
 
Donald Trump, yang resmi dilantik menjadi Presiden AS ke-45, telah berjanji bahwa kebijakan ekonominya akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS hingga empat persen. Namun, tidak jelas bagaimana ambisi tersebut dijalankan, yang tentunya perlu disesuaikan dengan kebijakan dari the Fed.

Baca: The Fed Sebut Tidak Bijaksana Biarkan Ekonomi AS 'Kepanasan'
 
Williams, yang tidak memilih pada kebijakan Fed tahun ini, tidak secara langsung menjawab dan memutuskan mengenai persoalan itu. Tetapi, ia mengatakan, the Fed tidak ingin melihat tingkat pengangguran mengalami penguatan. Data pengangguran dan data inflasi tentu memberi efek terhadap pergerakan inflasi.
 

The Fed Nilai Perlu untuk Kurangi Stimulus Moneter
Gedung the Fed (REUTERS/Jason Reed)
 
"Sebaliknya, tujuan the Fed adalah menstabilkan di level saat ini dan untuk melakukannya maka perlu menaikkan tingkat suku bunga lebih lanjut," ujarnya.
 
Sebelumnya, Federal Reserve atau the Fed menilai dengan kebijakan moneter yang masih diakomodasi secara sederhana maka bank sentral AS harus terus menaikkan tingkat suku bunga acuan secara perlahan. Jika tidak, bisa menimbulkan risiko atas upaya pemulihan yang sudah diupayakan dan dipelihara oleh the Fed.
 
Baca: The Fed Peringatkan Pemerintah tentang Risiko Stimulus Fiskal
 
"Saya pikir, ekonomi yang memungkinkan untuk terus berjalan dan terus menerus 'panas' akan berisiko dan tidak bijaksana," kata Ketua the Fed Janet Yellen, di Stanford Institute.
 
Baca: The Fed Nilai Suku Bunga AS Perlu Naik 3 Kali
 
Meski demikian, tidak ada tanda-tanda bahwa kurva belakang the Fed atau perekonomian Amerika Serikat (AS) dalam kondisi berbahaya atau bergelombang karena pergerakan inflasi yang tiba-tiba. Namun, Yellen menegaskan, pihaknya siap melakukan pengawasan ketat untuk memantau pergerakan ekonomi dari waktu ke waktu.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan