Merespons hal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai, kebijakan moneter AS dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan merupakan cara untuk mengerem kebijakan fiskal ekspansif yang akan dilakukan Trump.
"Pesannya adalah bahwa dari sisi domestik mereka akan menggunakan keseluruhan instrumen fiskalnya untuk ekspansi, tapi berarti kebijakan moneternya akan menetralisir," kata Ani, sapaan akrabnya, ditemui di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2017).
Baca: Pemotongan Pajak oleh Trump Bisa Tekan Peringkat Kredit AS
Dia menjelaskan, jika tenaga kerja dan juga kapasitas produksi digenjot lebih cepat maka ekspektasi terhadap inflasi akan meningkat yang tentunya akan memengaruhi tingkat suku bunga. Tentu kondisi itu melalui beberapa pembahasan secara mendalam dan melihat situasi dan kondisi perekonomian.
Baca: Trump Kenakan Pajak Perbatasan bagi Perusahaan yang Pindahkan Produksi
Lebih jauh, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, jika kedua kebijakan tersebut dikombinasikan dan bersifat proteksionis maka tentu akan menimbulkan pengaruh yang tak positif bagi dunia.
Baca: Penyitaan Properti AS Turun 14% di 2016
"Kalau pertumbuhannya positif tapi dari monetary policy dan dari sisi trade policy-nya negatif maka nett effect-nya ke dunia juga akan kita lihat," pungkas Ani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News