Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyampaikan hal tersebut secara tersirat. Ia mengatakan, pemerintah mengkerucutkan arah pembangunan kilang Bontang dengan memberi penugasan kepada Pertamina.
"Arahnya penugasan tapi belum diputuskan. Sedang kita usahakan penugasan," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Baca: Pemerintah Tegaskan Proyek Kilang Bontang Tetap Gunakan Skema KPBU
Arcandra menjelaskan, penugasan langsung ini dipilih pemerintah dengan pertimbangan dapat mempercepat pembangunan kilang tersebut. Jika dibandingkan dengan Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), secara teori skema penugasan langsung seperti ini akan mempercepat proses pembangunannya.
"Arahnya penugasan dengan pertimbangan percepatan pembangaunan," jelas Arcandra.
Meskipun belum pembangunan kilang tersebut belum diputuskan secara resmi dan dilakukan dengan skema penugasan, Alumni ITB ini menuturkan kementerian lintas lembaga terus berkoordinasi mencari cara supaya pembangunan kilang cepat selesai.
Baca: Ditunjuk Garap Kilang Bontang, Pertamina Siap Cari Partner
"Intinya kilang kan buat kita semua mau dipercepat untuk kita. Supaya ini kita percepat. Tapi belum diputuskan sedang kita koordinasikan bagaimana caranya ini dipercepat," ujar Arcandra.
Sebelumnya, Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan Pertamina siap melakukan beauty contest untuk pembangunanan kilang seperti yang sebelumnya dilakukan untuk NGRR Bontang.
Setelah mendapatkan surat resmi penugasan kemudian dengan cepat melakukan pemilihan partner, perseroan menargetkan tiga sampai empat bulan kedepan sudah terpilih partner kerja sama.
"Kami akan lihat dan kami menunggu surat resmi dari Kementerian ESDM tentu kalau itu kami terima, kami tidak perlu waktu lama kira-kira 3 bulan 4 bulan sudah bisa diperoleh partner," jelas Rachmat Hardadi.
Baca: Pertamina Optimalkan Aset Badak NGL untuk Proyek Kilang Bontang
Hardadi juga sempat menyinggung, saat ini sebenarnya sudah ada beberapa kandidat partner, namun dia enggan menyebutkan siapa saja partner itu. Ia juga menambahkan, Pertamina menargetkan pembangunan kilang Bontang selesai dalam waktu 3,5 tahun. Sehingga 2023 sudah mulai beroperasi. Nilai investasi pembangunan diproyeksikan sekitar USD10 miliar sampai USD13 miliar.
"Mudah-mudahan 2023 pertengahan. Kira-kira USD10 miliar sampai USD13 miliar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News