Ilustrasi Gedung Pertamina. (FOTO: Antara/Andika Wahyu)
Ilustrasi Gedung Pertamina. (FOTO: Antara/Andika Wahyu)

Ditunjuk Garap Kilang Bontang, Pertamina Siap Cari Partner

Annisa ayu artanti • 09 November 2016 10:29
medcom.id, Jakarta: PT Pertamina (Persero) resmi mendapat penugasan dari pemerintah untuk  membangun kilang baru atau new grass root refinery (NGRR) di Bontang, Kalimantan Timur. Perseroan pun siap melakukan beauty contest untuk mencari partner kerja sama pembangunan tersebut.
 
Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan dua hari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan bahwasannya Pertamina ditugasi untuk membangun kilang Bontang.
 
Baca: Pertamina Targetkan Kilang Bontang Selesai 4 Tahun

"Dari Kementerian ESDM (penugasan). Tapi tentu kita menanti surat resmi,"  kata Hardadi, di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa, 8 November.
 
Hardadi menyebutkan Pertamina siap melakukan beauty contest untuk pembanganan kilang seperti yang sebelumnya dilakukan untuk NGRR Tuban. Setelah mendapatkan surat penugasan resmi, kemudian dengan cepat melakukan pemilihan partner, perseroan menargetkan tiga sampai empat bulan ke depan sudah terpilih partner kerja sama.
 
"Kami akan lihat dan kami menunggu surat resmi dari Kementerian ESDM tentu kalau itu kami terima, kami tidak perlu waktu lama kira-kira tiga bulan sampai empat bulan sudah bisa diperoleh partner," jelas dia.
 
Baca: Pemerintah Tunjuk Pertamina Jadi PJPK Pembangunan Kilang Bontang
 
Hardadi juga sempat menyinggung, saat ini sebenarnya sudah ada beberapa kandidat partner, namun dia enggan menyebutkan siapa saja partner itu.
 
"Sudah ada. Nanti saya sampaikan secara akurat. Iya (dari berbagai negara). Saya akan sampaikan saat daftarnya sudah ada," ucap dia.
 
Oleh karena itu, Pertamina menargetkan pembangunan kilang Bontang selesai dalam waktu 3,5 tahun. Sehingga 2023 sudah mulai beroperasi. Nilai investasi pembangunan diproyeksikan sekitar USD10 miliar sampai USD13 miliar.
 
"Mudah-mudahan 2023 pertengahan. Kira-kira USD10 miliar sampai USD13 miliar," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan