Menurut Direktur Utama MRT Jakarta William P Sabandar, pihaknya sudah melakukan tender mencari kontraktor Jepang yang mau menggarap proyeknya. Namun hasilnya masih nihil. Di proyek CP202 saja, William mengatakan sudah dua kali pihaknya gagal melakukan tender.
"Jadi memang betul-betul pengaruh covid ini besar sekali di segmen kedua. Saya ambil contoh CP202 itu dari Harmoni sampai Mangga Besar itu saja kita dua kali gagal tender," ungkap William dalam diskusi virtual Forum Jurnalis MRT, Rabu, 30 September 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia mengemukakan banyak kontraktor Jepang yang enggan mengambil proyek besar seperti MRT Jakarta karena risiko dan konsekuensi yang besar. "Jadi tender gagal ini karena memang kontraktor merasa bahwa risiko proyek ini memang besar. Di situasi begini konsekuensinya juga besar," sebut William.
Karena itu William mengharapkan agar Badan Kerjasama Internasional Jepang (Japanese International Cooperation Agency/JICA) segera mendorong para kontraktor Jepang untuk terlibat langsung dalam pembangunan proyek MRT Jakarta fase dua.