Ilustrasi BBM. Foto: dok MI/Panca Syurkani.
Ilustrasi BBM. Foto: dok MI/Panca Syurkani.

Daftar Harga BBM Pertamina hingga Vivo Jadi Berita Ekonomi Paling Banyak Dibaca Kemarin

Husen Miftahudin • 02 Agustus 2023 08:38
Jakarta: Sejumlah berita ekonomi pada Selasa, 1 Agustus 2023, terpantau menjadi perhatian para pembaca Medcom.id. Berita itu mulai dari daftar harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina, Shell, Bp, dan Vivo hingga berita terkait alasan pemerintah tak melarang ekspor komoditas gas.
 
Berikut rangkuman berita selengkapnya:
 

1. Harga BBM Naik, Ini Daftar Harga Pertamina, Shell, bp, dan Vivo

Tak hanya perusahaan pelat merah Pertamina saja yang mengubah harga bensinnya tetapi pesaing lainnya seperti Shell, bp, dan juga Vivo Energy Indonesia melakukan hal yang sama.
 
Baca berita selengkapnya di sini.
 

2. Dukung Industri Hasil Tembakau, Pemerintah Buat Aturan Aglomerasi

Pemerintah membentuk Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 21/PMK.04/2020 tentang Kawasan Industri Hasil Tembakau sebagai upaya mendukung, mengembangkan, dan meningkatkan daya saing industri kecil menengah (IKM) pada sektor hasil tembakau.

Baca berita selengkapnya di sini.
 

3. Ikuti Perintah IMF, Pakistan Menaikkan Harga Bahan Bensin

Pakistan mengumumkan kenaikan harga bensin dan solar untuk lebih mencerminkan kenaikan harga internasional dan untuk meningkatkan pendapatan guna memenuhi tujuan dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF).
 
Baca berita selengkapnya di sini.
 
Baca juga: Top 5 Ekonomi: Pengalihan Kewenangan Aset Kripto hingga Langkah Investasi Kendaraan Listrik

 

4. Dukung Dekarbonisasi, Garuda Mulai Coba Pakai Bahan Bakar Bioavtur

Garuda Indonesia menjajal penggunaan energi baru terbarukan, bioavtur J2.4 sebagai bahan bakar pesawat. Penggunaan bahan bakar itu sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
 
Baca berita selengkapnya di sini.
 

5. Pemerintah Tak akan Larang Ekspor Komoditas Gas, Kenapa?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif tidak akan melakukan pelarangan ekspor komoditas gas. Sebab, konsumsi gas dalam negeri belum optimal dan menurutnya lebih baik dimanfaatkan sebagai penerimaan negara.
 
Baca berita selengkapnya di sini.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan