Mata uang lira. Foto ; AFP.
Mata uang lira. Foto ; AFP.

Berita Populer Ekonomi Sepekan: Lira Terjun Bebas hingga Transfer Antarbank Rp2.500

Arif Wicaksono • 31 Oktober 2021 12:50
Jakarta: Aksi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengusir duta besar negara Paman Sam dan sembilan negara barat lainnya menjadi berita terpopuler kanal ekonomi Medcom dalam sepekan. Setelah aksi itu, mata uang Turki, lira anjlok 1,6 persen ke rekor terendah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
 
Setelah itu, langkah Asosiasi Pilot Garuda (APG) yang keberatan atas syarat penerbangan yang mewajibkan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) juga menjadi berita terpopuler. Berikut rangkuman berita terpopuler kanal ekonomi Medcom.id dalam sepekan:

1. Erdogan Usir 10 Dubes Negara Barat, Mata Uang Turki Terjun Bebas


Mata uang Turki, lira anjlok 1,6 persen ke rekor terendah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengusir duta besar negara Paman Sam dan sembilan negara barat lainnya.
 
Lira mencapai titik terendah sepanjang masa di 9,75 pada Minggu, 24 Oktober 2021 dari penutupan perdagangan sebelumnya di 9,5950. Mata uang tersebut tercatat turun hampir 24 persen sepanjang tahun ini.
 
Berita selengkapnya di sini

2. Biaya Turun, Pilot Garuda Masih Keberatan PCR Jadi Syarat Penerbangan


Asosiasi Pilot Garuda (APG) menyatakan keberatan atas syarat penerbangan yang mewajibkan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Kewajiban PCR itu akan membuat masyarakat malas bepergian dengan pesawat terbang.
 
"Penumpang pesawat yang melakukan perjalanan dari dan ke Pulau Jawa dan Bali wajib menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 dengan metode RT-PCR dalam kurun waktu 2x24 jam, kami dari Asosiasi Pilot Garuda (APG) menyatakan keberatan dengan SE tersebut," kata Presiden Asosiasi Pilot Garuda, Capt Donny Kusmanagri dalam keterangan resminya, Selasa, 26 Oktober 2021.

Berita selengkapnya di sini

3. Waduh! Saudi Aramco Sebut Pasokan Cadangan Minyak Dunia Turun dengan Cepat


Saudi Aramco mengatakan kapasitas produksi minyak di seluruh dunia turun dengan cepat dan perusahaan perlu berinvestasi lebih banyak dalam produksi. Hal itu perlu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya krisis energi dan demi menjaga momentum operasional ekonomi negara-negara di dunia di masa mendatang.
 
"Ini adalah keprihatinan besar. Kapasitas cadangan menyusut," kata Chief Executive Officer Saudi Aramco Amin Nasser, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 27 Oktober 2021.
 
Berita selengkapnya di sini

4. OJK Waspadai Dampak Pengetatan Regulasi Tiongkok


Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) September 2021 mencatat aktivitas perekonomian global mulai pulih sejalan dengan meredanya penyebaran covid-19 varian delta di negara emerging markets.
 
Namun, OJK tetap mewaspadai dampak dari pengetatan regulasi Tiongkok terhadap sektor keuangan Indonesia. "Namun demikian, OJK masih perlu mencermati perkembangan global," ucap Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 28 Oktober 2021.
 
Berita selengkapnya di sini

5. Simak! Ini 22 Bank Pertama yang Terapkan Biaya Transfer Rp2.500

 
Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan BI-Fast sebagai pengganti Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada pekan kedua Desember 2021. Pada tahap awal, BI-Fast difokuskan untuk layanan transfer kredit individual, yakni perintah pemindahan dana dari satu nasabah pengirim ke satu nasabah penerima (one to one).
 
Dalam hal ini, BI menetapkan skema harga BI-Fast dari Bank Indonesia ke peserta sebesar Rp19 per transaksi. Sementara biaya transfer dari peserta ke nasabah ditetapkan maksimal Rp2.500 per transaksi. Artinya, biaya transfer antarbank yang dibebankan kepada nasabah nantinya bakal jadi Rp2.500. Saat ini sendiri, biaya transfer antarbank sebesar Rp6.500 per transaksi.
 
Berita selengkapnya di sini
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan