Ilustrasi. FOTO: AFP/Fayez Nureldin
Ilustrasi. FOTO: AFP/Fayez Nureldin

Waduh! Saudi Aramco Sebut Pasokan Cadangan Minyak Dunia Turun dengan Cepat

Angga Bratadharma • 27 Oktober 2021 10:02
Riyadh: Saudi Aramco mengatakan kapasitas produksi minyak di seluruh dunia turun dengan cepat dan perusahaan perlu berinvestasi lebih banyak dalam produksi. Hal itu perlu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya krisis energi dan demi menjaga momentum operasional ekonomi negara-negara di dunia di masa mendatang.
 
"Ini adalah keprihatinan besar. Kapasitas cadangan menyusut," kata Chief Executive Officer Saudi Aramco Amin Nasser, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 27 Oktober 2021.
 
Komentarnya datang dengan harga minyak mentah yang melonjak 70 persen tahun ini menjadi sekitar USD85 per barel. Banyak konsumen utama, termasuk AS, Jepang, dan India, telah meminta produsen untuk memompa lebih banyak. Defisit pasokan di pasar minyak dapat memburuk pada 2022 jika pandemi virus korona mereda dan lebih banyak orang terbang.

"Kalau ada penerbangan pick up tahun depan, cadangan kapasitas itu akan habis. Sekarang sampai ke situasi di mana ada pasokan terbatas -apapun yang tersisa yang cadangan menurun dengan cepat," jelasnya.
 
Beberapa pedagang minyak dan gas telah mengkritik pemerintah dan aktivis iklim karena menyerukan perusahaan untuk berhenti berinvestasi dalam bahan bakar fosil. Mereka mengatakan penghentian investasi akan menyebabkan kekurangan energi dalam dekade mendatang.
 
Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia, menginvestasikan miliaran dolar untuk meningkatkan kapasitas hariannya menjadi 13 juta barel dari 12 juta. Proyek ini diharapkan selesai pada 2027. Namun, perkiraan Nasser untuk tahun depan bertentangan dengan beberapa bank Wall Street dan anggota OPEC+.
 
JPMorgan mengatakan pasar minyak akan bergeser ke surplus pasokan satu juta barel pada Maret dari defisit sekitar 1,5 juta barel sekarang. Menteri energi Arab Saudi mengatakan mungkin ada peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah pada 2022.
 
"Kami masih memiliki covid," kata Pangeran Abdulaziz bin Salman, membenarkan penolakan OPEC+ untuk mengurangi pengurangan pasokan yang dimulai tahun lalu lebih cepat.
 
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya (OPEC+) meningkatkan produksi harian sebesar 400 ribu barel setiap bulan. Kelompok 23 negara, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, selanjutnya bertemu pada 4 November untuk memutuskan apakah akan mengubah strategi atau tidak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan