Berikut rangkuman berita selengkapnya:
1. Impor AS dari Tiongkok Melonjak Jelang Akhir 2020
The New York Times melaporkan kegiatan impor Amerika Serikat (AS) dari Tiongkok melonjak jelang akhir 2020 meski Pemerintahan Trump mengenakan tarif yang tinggi atas barang-barang dari Tiongkok. Bahkan, kinerja impor terus naik di tengah pandemi covid-19 yang masih berlangsung sampai sekarang ini.
Baca berita selengkapnya di sini
2. Kewajiban PCR Test Bikin Penumpang Pesawat Mulai Batalkan Perjalanan
Kebijakan pengetatan terukur selama libur Natal dan Tahun baru 2021 membuat minat bepergian masyarakat kembali menurun. Pasalnya, penumpang pesawat diwajibkan melakukan swab berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR). PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra menyebut penumpang maskapai pelat merah itu mulai melakukan pembatalan perjalanan dan meminta refund uang tiket pesawat.
Baca berita selengkapnya di sini
3. Traveloka: Banyak Pembatalan Tiket ke Bali
Online Travel Agent (OTA) mengakui penerapan kebijakan penyertaan hasil tes negatif swab PCR maupun rapid tes antigen untuk penerbangan membuat calon penumpang melakukan refund atau pembatalan tiket. Vice President Marketing Transport & Financial Services Traveloka Andhini Puteri mengungkapkan pembatalan tiket paling banyak dilakukan untuk perjalan menuju Bali.
Baca berita selengkapnya di sini
4. Resmi IPO, Saham Produsen Herborist Melesat 35%
Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menerima kedatangan perusahaan baru yang hendak melepas saham di pasar modal hingga akhir 2020. Kali ini perusahaan anyar yang bergabung di bursa atau melakukan pelepasan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) adalah PT Victoria Care Indonesia Tbk.
Baca berita selengkapnya di sini
5. Permintaan di AS-Tiongkok Lemah, Penurunan Ekspor Jepang Sentuh Rekor
Ekspor Jepang tercatat turun pada November atau menghancurkan ekspektasi untuk bisa mengakhiri penurunan dalam dua tahun. Sebagian besar terjadi karena kinerja ekspor yang lebih lemah ke negara tujuan seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang menunjukkan laju pemulihan lebih lambat bagi Jepang.
Baca berita selengkapnya di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News