Hanri mengungkapkan peserta Kartu Prakerja juga mendapat manfaat besar dari pelatihan yang dikuti. Mereka bisa masuk di lapangan pekerjaan yang sesuai.
Kartu Prakerja menjadi sarana bagi tenaga kerja untuk meningkatkan dan menambah keahlian baru. Hal itu sangat bermanfaat untuk meningkatkan gaji yang diterima mereka.
"Jadi itu menjadi sarana bagi mereka. Misalnya bagi mereka yang usia 30-an enggak mungkin mereka kuliah lagi. Biayanya terlalu tinggi," ujarnya.
Menurut Hanri, tujuan Kartu Prakerja sebenarnya bukan mengurangi angka pengangguran secara langsung melainkan memberikan fasilitas pada orang yang sedang menganggur. Sehingga, ketika peserta sudah selesai program diharapkan bisa lebih cepat bekerja. Selain itu, program Kartu Prakerja juga menyalurkan antara industri dan peserta.
"Kartu Prakerja tidak sedang membuat lapangan pekerjaan, tapi memperkaya pekerja yang sedang tidak bekerja supaya cepat dapat kerja," tegas dia.
Program Kartu Prakerja sebelumnya mendapat sambutan positif dalam International Conference on Adult Education ke-7 (CONFINTEA VII) di Maroko yang diikuti negara-negara anggota UNESCO pada pekan lalu. Dalam acara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto menjelaskan sebagai program bantuan tunai bersyarat, Kartu Prakerja tidak hanya membantu pekerja terkena PHK.
Program ini juga memberi para peserta kesempatan meningkatkan keterampilan sebelum kembali bekerja tapi secara umum juga membantu menciptakan wirausaha. Insentif yang diberikan setelah menyelesaikan pelatihan terbukti memperkuat daya beli para peserta di masa pandemi karena mayoritas menggunakannya untuk membeli bahan makanan.
"Ada sekitar 12,8 juta lebih penerima Kartu Prakerja yang telah terlayani selama 26 bulan pelaksanaan program dan masih berlanjut hingga saat ini. Di mana semuanya dapat diselesaikan melalui smartphone," kata Ketua Umum Partai Golkar itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News