"Merupakan kebanggaan untuk kita semua. Apresiasi internasional ini membuktikan bahwa Kartu Prakerja yang merupakan program cepat dari pemerintah bisa berjalan baik," kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam melalui keterangan tertulis, Rabu, 13 Juli 2022.
Dia mengungkapkan mekanisme Kartu Prakerja patut diterapkan pada program pemerintah yang lain. Khususnya, program penyaluran bantuan sosial atau bantuan kepada UMKM di Tanah Air.
Menurut dia, jika teknologi digital dalam Kartu Prakerja diterapkan dalam program lain bisa membuat bantuan lebih tepat sasaran. "Dengan memanfaatkan teknologi digital bantuan lebih bisa diyakini tepat sasaran," tegas dia.
Sementara itu, peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat-Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Muhammad Hanri menilai positif program tersebut. Hal itu didasarkan pada peningkatan keahlian dan keterampilan peserta yang didapat dari program Kartu Prakerja.
"Kalau programnya, saya pribadi mengapresiasi bagus buat up-skilling dan re-skilling," kata Hanri.
Baca: Ekonom UI: Peserta Mendapat Manfaat Besar dari Kartu Prakerja |
Menurut Hanri, antusias sekaligus tingkat penyelesaian pelatihan peserta cukup tinggi. Bahkan program ini lebih mudah diikuti para peserta.
"Jadi orang masih gampang untuk ikut dan kemarin masih ada kayak kompensasinya cukup gede, sehingga dia seperti semi bansos," ujar ekonom UI itu.
Dia menilai rencana pemerintah untuk menyelenggarakan pelatihan Kartu Prakerja secara hibrida patut dicermati. Apalagi, rencana pemerintah untuk mengurangi bantuan sosial (bansos) yang selama ini diberikan pada peserta.
"Itu yang perlu dicermati karena ingin bansos-nya atau karena ingin up-skilling," kata dia.