Berita itu di antaranya terkait optimisme prospek ekonomi syariah di Indonesia hingga Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI.
Masih ada berita lainnya juga masuk dalam daftar populer harian. Berikut rangkuman berita selengkapnya.
1. Penduduk Muslim Terbanyak di Dunia, Indonesia Diyakini Dapat Dongkrak Ekonomi Syariah
Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah nasional. Laporan Islamic Finance Development Indicators (IFDI) 2020 mencatat nilai aset keuangan syariah Indonesia mencapai USD3 miliar dan masuk urutan ke-5 dari 135 negara.
Regional Managing Director PT Mayora, Maspiyono, menyebutkan sektor syariah yang paling bergeliat saat ini dipegang oleh sektor food and beverage (FnB) dan fesyen. Dalam sektor makanan dan minuman sendiri, ekonomi syariah ditopang oleh produk halal yang berhasil bersinar di luar negeri.
Baca selengkapnya di sini.
2. Utang Bengkak hingga USD2 Miliar, Erick Thohir Endus Indikasi Korupsi di Tubuh Krakatau Steel
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara blak-blakan membeberkan permasalahan finansial yang mendera PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).
Ia menduga ada indikasi korupsi di tubuh produsen baja tersebut lantaran memiliki utang yang membengkak hingga USD2 miliar atau setara Rp28,5 triliun, ditambah proyek mangkrak.
Baca selengkapnya di sini.
3. Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan RI Jadi 3,7% Tahun Ini
Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,7 persen untuk tahun ini. Padahal dalam proyeksi sebelumnya pada April 2021, ekonomi Indonesia diprediksi masih bisa tumbuh mencapai 4,4 persen di 2021.
Melansir World Bank East Asia and Pacific Update October 2021, penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi ini salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan kasus covid-19 akibat merebaknya varian delta yang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Baca selengkapnya di sini.
4. Asia Bergulat dengan Kejatuhan Evergrande dan Krisis Listrik di Tiongkok
Saham-saham Asia sebagian besar melayang lebih rendah pada perdagangan Selasa pagi. Investor terus khawatir atas krisis utang pengembang properti Tiongkok, Evergrande Group yang belum terpecahkan.
Selain itu investor juga mengamati potensi dampak dari meluasnya kekurangan listrik di Tiongkok.
Baca selengkapnya di sini.
5. Tahun Depan, Penerimaan Perpajakan Dipatok Rp1.510 Triliun
Badan Anggaran (Banggar) DPR menyepakati target penerimaan perpajakan untuk 2022 bersama pemerintah sebesar Rp1.510 triliun. Target ini naik Rp3,08 triliun dari yang diajukan dalam RAPBN 2022 sebesar Rp1.506,9 triliun.
Anggota Banggar DPR dari Fraksi Golkar Bobby A. Rizaldi mengatakan, kenaikan target penerimaan perpajakan tersebut didapatkan dari hasil optimalisasi penerimaan pajak Rp2.07 triliun dan optimalisasi penerimaan kepabeanan dan cukai Rp1 triliun.
Baca selengkapnya di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News