Jakarta: Sejak akuisisi pada 2018 oleh pemerintah Indonesia melalui PT Inalum yang meningkatkan kepemilikan Indonesia menjadi 51 persen, PT Freeport Indonesia (PTFI) telah melakukan sejumlah transformasi guna menyongsong masa depan.
PTFI kini menatap cakrawala baru dengan membangun proyek ambisius penambangan bawah tanah setelah menyelesaikan penambangan terbuka di lokasi tambang Grasberg. Tak main-main, setidaknya terdapat lima cadangan bawah tanah yang dapat dikerjakan PTFI ke depan. Salah satu cadangan tambang bawah tanah yang besar milik PTFI ialah Grasberg Block Cave (GBC) yang merupakan cadangan tambang persis di bawah open pit Grasberg.
Selain itu, ada blok Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang sudah mulai dikembangkan sejak 2016 dan diproyeksikan baru akan selesai produksi pada 2040 mendatang. Ada pula cadangan tambang bawah tanah lain yang belum tergarap, yakni Kucing Liar yang baru akan mulai digarap pada 2024 dan memiliki masa produksi hingga 2053.
Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengungkapkan tidak benar anggapan bahwa cadangan tambang Freeport telah habis dikeruk sebelum divestasi dilakukan. "Ini merupakan dua tambang bawah tanah raksasa yang sudah kita mulai kembangkan dari 2004. Yakni tambang GBC dan DMLZ yang merupakan dua tambang bawah tanah terbesar di dunia dan ini yang akan menghasilkan revenue yang mencapai USD6 miliar-USD7 miliar per tahun," terang Tony dalam wawancara dalam program The Nation Metro TV, baru-baru ini.
Ia menerangkan pascadivestasi saham PTFI, tidak ada perubahan fundamental dari bagaimana perusahaan beroperasi. Justru yang terjadi ialah sinergi yang saling menguntungkan. Tony menerangkan, sebelum divestasi, kontribusi PTFI ke negara sebesar 60 persen berupa pajak, royalti, dan dividen. Namun, angka tersebut kini telah meningkat menjadi lebih dari 70 persen. Hal itu pun memberikan dampak langsung, khususnya bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten di Papua tempat PTFI beroperasi yang menikmati kenaikan tinggi pada pendapatan daerah.
Terutama setelah adanya konversi dari kontrak karya ke izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Tony pun menyebut PTFI tetap memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan Papua dan masyarakatnya agar dapat menikmati hasil kekayaan alam mereka. Ia pun mencontohkan salah seorang anggota direksi saat ini serta sembilan vice president dijabat orang asli Papua. Komposisi pekerja asli Papua di PTFI pun telah mencapai 40 persen.
"Kita ingin menunjukkan bahwa kami di sini merupakan bagian dari Papua. Kita sudah lebih dari 53 tahun menjadi bagian dari Papua dan komitmen kita untuk membangun Papua terus berlanjut ke depan," ungkap Tony.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan