Ilustrasi. FOTO: Medcom.id/Angga Bratadharma
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id/Angga Bratadharma

Arah IHSG di Gelombang Kedua Covid-19

Angga Bratadharma • 12 Juli 2021 09:58

Sedangkan terkait ekonomi global, Nafan mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada akhir 2021 akan positif seiring dengan adanya optimisme pemulihan ekonomi global usai risis pandemi covid-19; komitmen berbagai negara dalam meningkatkan stimulus fiskal, moneter maupun keuangan; sekaligus penerapan program akselerasi vaksinasi massal.
 
Adapun rendahnya persentase pada proyeksi akhir 2022, lanjutnya, lebih dipengaruhi oleh terciptanya normalisasi pemulihan ekonomi; kebijakan pengurangan stimulus fiskal maupun keuangan, bahkan kebijakan pengetatan moneter di berbagai negara; dan terciptanya kondisi pergerakan mata uang secara fluktuatif terutama dari negara emerging market.
 

"Serta faktor geopolitik yang memengaruhi kondisi market," ujarnya.
 
Skenario terburuk
 
Sementara itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI MH Said Abdullah meminta pemerintah menyusun skenario terburuk jika kebijakan PPKM Darurat tidak cukup efektif menekan tingkat positif harian covid-19. Meski demikian, Said mengakui, skenario terburuk membutuhkan dukungan anggaran sangat besar.

Artinya, lanjutnya, berkonsekuensi pada perubahan arah kebijakan dan sasaran dari postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 dan rencana APBN 2022. "Keadaan dunia dan dalam negeri akibat covid-19 dengan ketidakpastian tinggi tidak terkelola baik, maka akan berdampak luas terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan rakyat," tuturnya.
 
"Bila keadaan seperti ini berlangsung lama akan berkonsekuensi mendalam terhadap APBN kita," ujar Said.
 
Arah IHSG di Gelombang Kedua Covid-19
 
Sejauh ini, terang Said, skenario APBN di 2021 dan 2022 adalah skenario pemulihan segala hal, terutama sosial, ekonomi, dan kesehatan. Namun demikian, APBN belum memitigasi skenario gelombang demi gelombang dan pandemi berlangsung lebih lama.
 
"Minggu lalu saya telah menyarankan pemerintah untuk mulai melakukan refocusing anggaran. Akan tetapi melihat situasi dan potensi resiko yang ada, selain refocusing, pemerintah perlu melakukan kebijakan kebijakan lebih jauh yang komprehensif," tuturnya.
 
Menurutnya jika harus membuat kebijakan-kebijakan lanjutan, yang berdampak luas baik ekonomi, sosial, dan kesehatan, termasuk dalam pelaksanaan skenario terburuk maka pemerintah harus menjalin komunikasi dengan banyak pihak.
 
Komunikasi tersebut termasuk dengan para pelaku bisnis dan keuangan, dengan persiapan waktu komunikasi yang cukup. Langkah ini penting guna mengantisipasi guncangan pada bisnis dan pasar keuangan yang sejauh ini masih berjalan dengan sehat.
 
"Saya mendukung penuh langkah pemerintah, khususnya terkait persetujuan anggaran terkait pelaksanaan segala daya upaya dalam penanggulangan covid-19, termasuk dalam pelaksanaan skenario terburuk tersebut harus membutuhkan dukungan pembiayaan. Misalnya seperti penerbitan surat utang negara karena dampak turunnya penerimaan perpajakan," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan