Ilustrasi tambang nikel. Foto: AFP/Carlos Alonzo.
Ilustrasi tambang nikel. Foto: AFP/Carlos Alonzo.

Menakar Efek Domino Nikel

Lina Herlina • 29 Maret 2023 09:58
SULAWESI Selatan menjadi provinsi ketiga terbesar penghasil nikel. Luas lahan penambangannya mencapai 198 ribu hektare (ha) lebih. Kabupaten penyumbang terbesar nikel ialah Luwu Timur. Dari 6.900 kilometer (km) persegi wilayahnya, 70 ribu ha lebih di antaranya telah menjadi daerah konsesi tambang nikel yang dikelola PT Vale Indonesia.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat berdasarkan data Juni 2022, nilai ekspor di Sulsel meningkat 60,40 persen atau senilai USD173,36 juta jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.
 
Kepala BPS Suntono menyatakan nikel masih menjadi bahan ekspor paling penting. "Persentase nilai ekspornya mencapai mencapai 56,08 persen. Nilai ekspor nikel naik cukup signifikan," paparnya.

Negara tujuan ekspor nikel sampai Juli 2022 yang terbesar ialah Jepang. Nilainya mencapai USD95,64 juta, atau 59,65 persen dari total ekspor nikel. Nilai ekspor ke Jepang meningkat sebesar 17,29 persen.
 
Baca juga: Indonesia Harus Bangun Ini Biar Cuan sebagai Produsen Nikel Terbesar di Dunia

Ekspor terbesar

Sementara itu, ekspor terbesar Sulawesi Selatan pada Juli 2022 melalui Pelabuhan Malili dengan nilai sebesar USD90,18 juta, atau 56,25 persen. Pelabuhan Malili menjadi salah satu tempat yang digunakan PT Vale untuk melakukan ekspor nikel ke Jepang.
 
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu dalam Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulsel, Sulkaf S Latif, menambahkan nikel menjadi salah satu komponen terpenting dalam penghiliran, atau hilirisasi, baterai kendaraan listrik.
 
"Sulsel punya proyeksi dalam hal peluang investasi yang akan menjadi daerah yang mengalami perkembangan pesat dan akan memberi nilai tambah. Nikel yang ada di Luwu Timur merupakan potensi investasi besar di Sulsel yang membuat banyak pihak berminat untuk berinvestasi," tambah Sulkaf.
 
Target investasi pada 2022 lalu sebesar Rp9 triliun dan realisasinya mencapai Rp14,29 triliun. "Industri logam berkontribusi 22 persen terhadap investasi Sulsel," sebut Sulkaf.
 
Industri logam itu ialah emas, besi, dan nikel. "Kami mendukung pemerintah fokus ke hilirisasi nikel karena nilai jualnya bisa sangat besar. Nikel diolah menjadi stainless steel dan beberapa produk turunannya karena kebutuhan dunia sangat besar. Kami di daerah pasti mendukung," lanjutnya.
 
Pemerintah Provinsi Sulsel juga telah banyak melakukan inovasi untuk menggaet para calon investor. Salah satunya dengan kemudahan perizinan melalui OSS RBA (online single submission risk based approach) atau perizinan berusaha berbasis risiko.
 
Selain itu, pemerintah provinsi menggulirkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi Daerah (PIKID). "Kami juga sudah melakukan bimbingan teknik dan sosialisasi kepada kabupaten/kota untuk segera membuat perda yang sama di daerah masing-masing," tegas Sulkaf.
 
Tujuannya para calon investor nantinya mendapatkan keamanan dan kemudahan dalam melakukan penanaman modal di Sulawesi Selatan.
 
Baca juga: Jangan Salah, Nikel 'si Komoditas Primadona' Dongkrak Ekonomi Rakyat Lho

Hilirisasi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Indonesia memiliki cadangan nikel yang sangat melimpah, mencapai miliaran ton. Karena itu, Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.
 
Tidak salah jika kemudian pemerintah berkeinginan menjadi pemain baterai kelas dunia. Itu dimulai dengan menghentikan ekspor bijih nikel dan mendorong investasi penghiliran nikel.
 
Sejumlah proyek pabrik smelter bahan baku baterai pun dibangun. Di antaranya investasi senilai USD6,25 miliar, atau sekitar Rp91 triliun yang kini tengah dikembangkan.
 
Saat menanggapi upaya pemerintah melakukan hilirisasi, Kepala Dinas ESDM Sulsel Muhammad Saleh menjelaskan, untuk penghiliran nikel, dari sisi regulasi itu sudah menjadi kewenangan pusat, tapi Pemerintah Provinsi Sulsel tetap memberikan dukungan sesuai dengan kewenangan mereka.
 
"Karena hilirisasi mineral akan memberi efek domino, seperti tenaga kerja, membangkitkan ekonomi lokal, dan peningkatan pajak dari dana bagi hasil ke daerah," jelas Saleh.
 
Baca juga: Pertambangan Nikel Bisa Bantu RI Keluar dari Negara Berpendapatan Menengah, Yakin?

Tenaga kerja

Aktivitas pertambangan nikel diklaim telah mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Di antaranya dari sisi penyerapan tenaga kerja.
 
PT Vale Indonesia, misalnya, mengeklaim saat ini saja, tenaga kerja PT Vale di Blok Sorowako, Luwu Timur, sebanyak 99,9 persen ialah tenaga kerja warga negara Indonesia.
 
"Sebelum tujuh tahun ke depan kami menargetkan ada putra-putri daerah yang dapat duduk di posisi direksi. Saat ini sudah ada Pak Abu Ashar, Deputy COO (Chief Operating Officer) PT Vale yang merupakan putra daerah Sulawesi," ujar CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy.
 
Di Sulsel, bukan hanya PT Vale yang jadi pemain nikel. Ada tiga perusahaan besar lainnya yang main di lahan yang sama, yakni PT Huadi Nikel Alloy, PT Hengsheng New Energy Material Indonesia, dan PT Bumi Mineral Sulawesi.
 
"Dari empat perusahaan itu, hanya PT Hengsheng yang tenaga kerja dalam negerinya baru mencapai 72 persen. Yang lain sudah di atas 90 persen," kata Kepala Seksi Pembinaan, Penempatan, dan Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Ketenagakerjaan Sulsel Elvira Jayanti.
 
PT Huadi Nikel Alloy menyerap 1.991 tenaga kerja, terdiri dari 1.837 (92,26 persen) tenaga kerja dalam negeri (TKDN) dan 154 tenaga kerja asing (TKA) atau sekitar 7,73 persen.
 
PT Vale Indonesia menyerap 2.962 tenaga kerja, terdiri dari 2.957 atau 99,83 persen TKDN dan lima orang atau 0,17 persen TKA. Lalu PT Hengsheng New Energy Material Indonesia menyerap 176 tenaga kerja, terdiri dari 135 TKDN atau 76,7 persen dan 41 TKA atau 23,3 persen.
 
Sementara itu, PT Bumi Mineral Sulawesi menyerap tenaga kerja sebanyak 886 orang, terdiri dari 863 tenaga dalam negeri atau 97,40 persen dan 23 TKA.
 
Kepala Dinas ESDM Sulsel M Saleh menambahkan, Sulsel sebagai daerah yang ramah investasi terus membuka keran investasi seluas-luasnya kepada pelaku usaha dengan menjaga dan memberikan kepastian hukum dalam berusaha dengan menjaga stabilitas keamanan. "Kami juga mempermudah izin-izin yang menjadi kewenangan gubernur dan membantu konektivitas sektor perdagangan."
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan