"Sampai dengan saat ini, anggaran kartu sembako yang telah dicairkan sebesar Rp24,11 triliun atau 59,8 persen dari total anggaran Rp40,31 triliun," ungkapnya.
Untuk bantuan sosial tunai yaitu untuk 10 juta kelompok penerima manfaat di luar PKH dan kartu sembako realisasinya hingga Juni sudah Rp12,31 triliun atau 68,1 persen dari Rp18,08 triliun. Pada program ini, penerima mendapatkan Rp300 ribu per bulan.
Sementara itu, realisasi BLT Desa untuk delapan juta kelompok penerima manfaat masih sangat kecil yaitu Rp5,6 triliun atau baru sebesar 19,4 persen dari alokasi anggaran Rp28,8 triliun. Padahal anggaran ini bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat.
Di sisi lain, Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan siap mengoptimalkan program bantuan sosial (bansos) yang sudah ada seperti PKH, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Bantuan Sosial Tunai (BST). PKH tahap ketiga untuk Juli-Agustus-September disalurkan Juli 2021.
"Kemensos juga mencairkan BST untuk 10 juta keluarga penerima manfaat selama dua bulan, yakni Mei-Juni. Bantuan itu cair pada Juli," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Kemudian, untuk 18,8 juta KPM BPNT/Kartu Sembako mendapat tambahan dua bulan, Juli dan Agustus sehingga bantuan yang mereka terima 14 bulan. Bantuan PKH telah melebihi target, yakni 10 juta KPM. Berdasarkan data, Kemensos telah menyalurkan bantuan tersebut kepada 33.674.865 jiwa, sebab bantuan PKH berdasarkan komponen yang ada dalam keluarga.

Anggaran PKH sebesar Rp28,3 triliun dan BPNT/Kartu Sembako sebesar Rp42,3 triliun. Bantuan disalurkan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Anggaran BST Rp15,1 triliun yang disalurkan PT Pos Indonesia. "Dengan ketiga bansos ini diharapkan meningkatkan daya beli masyarakat," kata Risma.
Tetap optimistis
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso masih optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 ini, meski pemerintah telah memberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas dan sosial masyarakat hingga lebih dari tiga pekan.
"Kami memantau perkembangan situasi saat ini dan kami masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi nasional," ujar Wimboh.
Sebelumnya Wimboh yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 ini mencapai 5,0 persen. Hal itu melihat pengalaman krisis ekonomi di masa lalu yang menunjukkan pertumbuhan pascakrisis cenderung melesat. Untuk mempertahankan momentum pemulihan ekonomi nasional dan stabilitas sistem keuangan saat ini, OJK mempersiapkan beberapa kebijakan.
Lebih lanjut, pelaksanaan PPKM Darurat sejak 3-20 Juli 2021 diklaim menunjukkan kemajuan, khususnya terkait penambahan kasus dan keterisian tempat tidur rumah sakit. "Alhamdulillah kita patut bersyukur setelah dilaksanakan PPKM Darurat terlihat dari data penambahan kasus dan kepenuhan ranjang rumah sakit mengalami penurunan," kata Presiden Joko Widodo.
Kepala Negara menyebut bila tren penurunan ini terus berlanjut PPKM Darurat bakal dilonggarkan. Sejumlah hal yang sebelumnya sangat ketat bakal dilonggarkan namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Karena itu jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka 26 Juli pemerintah akan melakukan pembukaan secara bertahap," pungkas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id