Satu Tahun Covid-19 di Indonesia: Konsisten Perangi Pandemi
Angga Bratadharma • 02 Maret 2021 10:51
Perlambatan inflasi juga terjadi secara tahunan (yoy). Pada Februari 2021, tingkat inflasi tahunannya hanya sebesar 1,38 persen, lebih lambat dibandingkan dengan tingkat inflasi Januari 2021 sebesar 1,55 persen (yoy) maupun ketimbang Februari 2020 sebesar 2,98 persen (yoy).
"Jadi ini mengindikasikan bahwa sampai dengan akhir Februari 2021, dampak pandemi covid-19 ini masih terus membayang-bayangi perekonomian, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara," jelas Suhariyanto.
Kondisi ini membuat BPS meminta pemerintah dan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi penyebaran infeksi covid-19 di Indonesia. Bila lengah, tingkat infeksi covid-19 akan meningkat, sehingga menyebabkan kegiatan dan aktivitas masyarakat kembali turun.
"Tentunya ini semua perlu kita waspadai, karena pandemi akan menyebabkan mobilitas berkurang, roda ekonomi bergerak lambat, sehingga berpengaruh ke pendapatan, dan pada akhirnya berpengaruh kepada lemahnya permintaan," kata Suhariyanto.
Optimistis
Bank Indonesia (BI) menyatakan perekonomian domestik menunjukkan perbaikan secara bertahap seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi global. Kondisi tersebut membuat bank sentral optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,3 persen di sepanjang tahun ini.
"Implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional diperkirakan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional ke depan," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
Secara keseluruhan tahun ini, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI berada pada kisaran 4,3 persen sampai 5,3 persen. Inflasi diprakirakan tetap terkendali dalam sasaran 3,0 persen plus minus satu persen.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah yaitu sekitar 1,0 persen sampai 2,0 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia. Di sisi lain, pertumbuhan kredit pembiayaan diprakirakan sebesar lima sampai tujuh persen.
Menyikapi perkembangan tersebut dan hasil asesmen keseluruhan, Bank Indonesia dalam dalam Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.
"Langkah tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga, serta sebagai langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional," pungkas Erwin.