Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO

Perlahan Pulih

Angga Bratadharma • 09 Februari 2021 11:01
EKONOMI Indonesia di sepanjang 2020 tercatat minus 2,07 persen atau mengartikan belum 100 persen keluar dari 'lembah' resesi usai ekonomi mengalami kontraksi selama tiga kuartal berturut-turut. Latar belakangnya masih 'klasik' atau sama dengan beberapa kuartal sebelumnya yakni krisis akibat pandemi covid-19.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal IV-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,19 persen. Namun, kontraksi tersebut lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang minus 3,49 persen di kuartal III, lalu minus 5,32 persen di kuartal II. Sedangkan kuartal I-2020 tercatat positif 2,97 persen.
 
Jika kuartal IV pada tahun lalu dibandingkan dengan kuartal III-2020 didapatkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 0,42 persen. Bila pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal IV pada 2019 maka mengalami kontraksi 2,19 persen.

Di kuartal IV-2020, terjadi inflasi sebesar 0,79 persen. Sedangkan dibandingkan dengan Desember 2019 lalu inflasi tercatat 1,68 persen. Untuk data lain yang dirilis BPS yaitu belanja negara mencapai Rp732,74 triliun di kuartal IV-2020 atau naik dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
 
Perlahan Pulih
 
Selain itu, realisasi penanaman modal yang tercatat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama kuartal IV-2020 mencapai Rp214,7 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan 2,7 persen dari kuartal sebelumnya, dan naik 3,1 persen dari tahun sebelumnya. Angka inflasi, belanja negara, dan investasi yang naik ini mengindikasikan adanya pemulihan.
 
Sejarah terulang
 
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 bisa dikatakan mengulang sejarah. Pasalnya, Indonesia pernah mengalami pertumbuhan minus juga pada 1998 lalu, yaitu ekonomi Tanah Air minus 13,16 persen. Jika pada 1998 penyebabnya adalah krisis moneter maka pada 2020 penyebabnya adalah dampak pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia.
 
Namun, Indonesia tidak sendirian. Banyak negara di dunia yang perekonomiannya juga tumbang. Bahkan, di tengah krisis sekarang ini, kinerja ekonomi Tanah Air mampu mengalahkan negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Adapun negara yang mampu survive dari serangan pandemi covid-19 pada 2020 hanya Tiongkok dan Vietnam.
 
Kedua negara berhasil mengendalikan pandemi covid-19 dengan baik yang akhirnya mampu meminimalkan dampak negatif dari virus mematikan itu terhadap perekonomiannya. Alhasil, Tiongkok dan Vietnam sering mendapat pujian dari dunia karena kesuksesannya mengendalikan pandemi virus korona.
 
Berdasarkan data yang dihimpun, pada 2020 pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mengalami minus 3,5 persen, Singapura minus 5,8 persen, Korea Selatan minus satu persen, Hong Kong minus 6,1 persen, dan Uni Eropa minus 6,4 persen. Sementara ekonomi Tiongkok mampu tumbuh 2,3 persen dan Vietnam tumbuh 2,9 persen.
 
"Ini adalah angka-angka yang sudah resmi dirilis oleh kantor statistik negara masing-masing. Sementara kalau kita lihat prediksi akan banyak negara-negara yang pada 2020 ini juga mengalami kontraksi yang cukup dalam. Jadi Indonesia tidak sendiri," kata Kepala BPS Suhariyanto.
 
Mulai pulih
 
Jika menilik data BPS, indikator ekonomi Indonesia mulai pulih. Meski masih ada beberapa yang terkontraksi, namun data BPS menunjukkan pelemahan kuartal IV tidak sedalam di kuartal III dan II pada tahun lalu. Pengeluaran rumah konsumsi rumah tangga, misalnya, kontraksi 3,61 persen atau lebih baik dari kontraksi 4,05 persen di kuartal III dan minus 5,52 persen di kuartal II.
 
Untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi minus 6,15 persen di kuartal IV-2020 atau membaik dari minus 6,48 persen di kuartal sebelumnya. Untuk ekspor juga membaik meski masih terkontraksi 7,21 persen dan impor kontraksi 13,52 persen.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan