Presiden Joko Widodo saat membacakan pidato kenegaraan. FOTO: dok DPR
Presiden Joko Widodo saat membacakan pidato kenegaraan. FOTO: dok DPR

Bajak Momentum Krisis

Angga Bratadharma • 18 Agustus 2020 11:11

Namun, hal ini tentunya perlu didukung dengan kerja sama yang erat dan secara bersama-sama bahu-membahu antara masyarakat dan pemerintah untuk dapat bangkit dari dampak pandemi covid-19 ini," jelas dia.
 
Adapun dalam laporannya, Fitch menyatakan, stabilnya rating Indonesia didorong oleh prospek pertumbuhan jangka menengah yang baik dan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah ketimbang negara peers dengan kategori BBB.
 
Fitch beranggapan pemerintah telah mengambil beberapa tindakan sementara yang luar biasa, yang mencakup penangguhan tiga tahun dari plafon defisit tiga persen dari PDB dan pembiayaan bank sentral langsung pada defisit. Kebijakan ini didukung kebijakan fiskal yang berhati-hati dalam beberapa tahun terakhir.
 
Bajak Momentum Krisis

"Sehingga menyebabkan Indonesia mempunyai ruang bagi langkah-langkah penyelesaian pandemi," kata Fitch.
 
Namun Fitch beranggapan bahwa pemerintah Indonesia perlu mengurangi ketergantungan terhadap pihak eksternal, meningkatkan pendapatan negara, mempercepat reformasi struktural, dan meningkatkan PDB per kapita.
 
Sementara itu, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan pelemahan ekonomi imbas pandemi covid-19 akan menjadi batu loncatan bagi kemajuan Indonesia. Momentum tersebut dapat dilakukan dengan melakukan reformasi kebijakan di berbagai sektor.
 
"Presiden menekankan dua hal, yang tadi sudah disampaikan kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan," kata Erick.
 
Fokus kedua pemerintah adalah menjaga ketahanan di sektor kesehatan, pangan, dan energi. Kedua hal ini akan menjadi tumpuan bagi Indonesia dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi di 2021. "Yes, harus seiring antara kesehatan dan ekonomi tapi bukan kebalik ekonomi dan kesehatan," ungkapnya.
 
Terkait pelemahan ekonomi Indonesia, Erick menilai hal wajar bagi negara berkembang di tengah ketidakpastian dan tekanan global. Lagi pula kontraksi ekonomi paling dalam justru dirasakan oleh negara maju.
 
"Hari ini kita itu minus 5,3 persen, kalau kita bandingkan negara tetangga kita apakah Malaysia, Filipina, atau Singapura, Malaysia minus 17,1 persen, Filipina minus 16,5 persen, Singapura minus 12,6 persen. Jadi kebijakan Bapak Presiden sudah sangat tepat, kita nggak usah berdebat lagi," kata Erick.
 
Momentum Kebangkitan
 
Lebih lanjut, peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia seharusnya menjadi momentum untuk bangkit dan optimistis dalam menghadapi dampak pandemi covid-19. "Jadikan peristiwa ini sebagai simbol kebangkitan dan optimisme dalam menghadapi tantangan dampak pandemi covid-19," tutur Ani.
 
Optimisme penting diusung guna melanjutkan pembangunan bangsa dalam menyongsong masa depan Indonesia Maju. Karenanya, Ani menjadikan perayaan HUT ke-75 RI untuk mengucap syukur atas anugerah kemerdekaan. Selain itu menjadi momen mengheningkan cipta untuk mengenang dan mendoakan para pahlawan yang gugur saat merebut kemerdekaan.
 
"Juga untuk pahlawan yang telah berjuang melawan pandemi covid-19, khususnya para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah wafat melaksanakan tugas," kata Ani.
 
Bahkan, dirinya meminta seluruh jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di seluruh Nusantara untuk merenungkan apa saja yang telah diperbuat di masa kemerdekaan ini.
 
"Gunakan kesempatan ini sebagai momen untuk lebih merekatkan persatuan dan soliditas kita untuk bangkit bersama memulihkan ekonomi negeri dan mengampanyekan bangga buatan Indonesia. Ayo sebarkan semangat HUT ke-75 Kemerdekaan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan