UMKM. Foto : Medcom.id.
UMKM. Foto : Medcom.id.

Peran Pembayaran Digital dalam Pemulihan UMKM di 2022

Arif Wicaksono • 24 Januari 2022 14:17
UPAYA memulihkan ekonomi rakyat menjadi bagian utama dari target pemerintah di 2022. Peran pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) sebagai motor pemulihan ekonomi sangat penting. Data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8,57 triliun pada Maret 2021. UMKM juga  menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.
 
UMKM juga berusaha kreatif dengan meningkatkan penjualan atau memaksimalkan usaha dengan pembayaran digital. UMKM mulai memaksimalkan pemasaran melalui platform digital seperti e-commerce dan sosial media.
 
Strategi ini dilakukan pengelola UMKM Desa Wisata di Yogyakarta, Nglanggeran, misalnya, demi menambah pemasukan bagi keluarga sekitar di tengah merosotnya roda ekonomi saat pandemi Covid-19. Penggerak Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng Handoko mengaku digitalisasi menjadi solusi karena sempat alami kesulitan memasarkan produk Griya Cokelat Nglanggeran. Penyebabnya karena banyak wisatawan yang enggan datang karena merebaknya varian covid-19.

"Memang awal pandemi kita tutup juga (wisata) dan penjualan UMKM terpengaruh karena minimnya wisatawan ke Nglanggeran. Kemudian ada satu fase kita melakukan adaptasi setelah selama awal pandemi hampir tidak ada pengunjung," kata dia ketika ditemui di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
 
Dia mengatakan upaya awal yang dilakukan adalah dengan mendatangi konsumen secara langsung. Untuk mencapainya dia melakukan pemasaran melalui media sosial serta berbagai lokapasar untuk menawarkan produk kepada pembeli. Namun cara ini juga bukan tanpa tantangan karena produknya, yang dibuat secara home industry itu, kerap bersaing dengan brand lain yang lebih terkenal. Sugeng mengatakan penjualan produk UMKM di Desa Wisata secara online berusaha dipasarkan lewat virtual tour.
 
"Jadi kita menggunakan jejaring wisatawan lewat virtual tour untuk melihat produk dan kondisi wisata Nglanggeran. Kemudian mereka ditawarkan untuk membeli produk secara online lewat link ke marketplace-nya," jelas dia.
 
Inovasi yang membedakannya dengan pesaing dilakukan dengan menyajikan paket Hampers. Hampers yang berisikan makanan khas ini menjadi inovasi yang menarik ketimbang hanya menjual produknya ke konsumen secara satuan.
 
"Kedua inovasi paket hampers. Tak hanya jual begitu saja tapi dikemas pake kotak bambu untuk menyambut momentum lebaran sebagai bingkisan untuk memperkuat jalinan silaturahmi," jelas dia.
 
Dia mengatakan pemasaran melalui sosial media dan lokapasar berkontribusi separuh dari total pendapatan Griya Cokelat Nglanggeran sampai saat ini. Ini membantu penjualan karena pada awal 2020 kontribusi pendapatan dari e-commerce atau media sosial masih minim.
 
"Kebiasaan secara online terbukti bisa menjangkau konsumen hingga kepengen lagi (belanja) lewat online dan keduanya jalan sekarang (offline dan online)," jelas dia.
 
 


Pembayaran digital


Pembayaran secara digital juga membantu penjualan di Griya Cokelat Nglanggeran meskipun ada tantangan dari kestabilan jaringan internet yang belum merata di seluruh indonesia. Akses internet yang belum stabil di Griya Cokelat menimbulkan kendala karena banyak orang yang belum nyaman menggunakan jaringan Wireless Fidelity (WiFi) untuk pembayaran transaksi non tunai.
 
"Banyak juga yang tak sabar transaksi lewat dompet digital ketika internetnya labil karena sebagian orang kurang nyaman transaksi lewat WiFi dan lebih memilih bayar memakai cara tunai," kata dia.
 
Ditengah keterbatasan akses internet yang belum stabil, kontribusi transaksi melalui non tunai atau cashless di Griya Cokelat Nglanggeran  sebesar 40 persen dari total transaksi. Ini kemajuan sangat pesat karena saat sebelum pandemi covid-19 kontribusi pembayaran melalui nontunai hanya mencapai dibawah 10 persen.
 
"Pembayaran digital melalui dompet digital ini membantu transaksi juga karena pembeli suka memakai promo di aplikasi itu," kata dia.
 
Keuntungan lainnya adalah dia bisa mengolah data penjualan lebih mudah dengan transaksi secara digital baik dari e-commerce maupun dompet digital. Data dari transaksi bisa langsung masuk secara sistem penjualan sehingga tak perlu menghitung lagi secara manual dari kasir.
 
"Jadi kita bisa mempercepat pembukuan tanpa harus memindahkan pencatatan. Hal itu juga menguntungkan kami," kata dia.
 
Pelaku UMKM lainnya, usaha kuliner, d’BestO, juga semakin getol menggenjot pembayaran secara digital lewat dompet digital karena melihat ada dua keuntungan yang didapatkan dari adaptasi layanan digital.
 
Pertama, menstimulus konsumen untuk bertransaksi lebih banyak dengan ragam promo yang kerap diberikan. Kedua, memberikan keuntungan karena menerima data yang lebih komprehensif.
 
Corporate Secretary d’BestO Wahyu Pambudi menjelaskan pembayaran melalui digital bisa menghasilkan data insight untuk melihat tren penjualan dari produk yang ditawarkan.
 
"Insight tersebut beserta tren terkini dan insight-insight lain yang tersebar secara luas di dunia maya yang memungkinkan kami untuk membuat program berlandaskan data sehingga lebih terukur, jelas, dan tepat sasaran," kata Wahyu Pambudi.  
 
Seorang pedagang angkringan asal Tasikmalaya, Jawa Barat Alif Rachmat dengan usaha bernama Angkringan Pak Rachmat mengaku mampu menaikkan omzet hingga 50 persen  di saat usaha sedang lesu lewat transaksi digital.
 
Keputusan untuk memaksimalkan pembayaran lewat dompet digital juga membantunya mengelola keuangan usaha. Data lewat pembayaran secara digital bisa memberikan informasi mengenai produk paling laris dan diminati setiap bulannya. Data itu membantu Angkringan Pak Rachmat mampu mencatat 1.400 transaksi setiap bulannya dengan jumlah transaksi setiap harinya  mencapai 50-100 transaksi.
 
 
 

Perkuat digitalisasi di 2022


Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai transaksi e-commerce diperkirakan akan mencapai Rp530 triliun, dompet digital sebesar Rp337 triliun, dan digital banking lebih dari Rp48 ribu triliun di 2022.
 
Angka itu lebih tinggi dari capaian di 2021. Nilai transaksi ecommerce diperkirakan tumbuh 31 persen dari sebesar Rp403 triliun, nilai transaksi dompet digital diperkirakan tumbuh 16 persen dari sebesar Rp289 triliun, serta nilai transaksi digital banking diperkirakan tumbuh sebesar 20 persen dari Rp40 ribu triliun.
 
Digitalisasi sistem pembayaran terus diperluas untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional, antara lain melalui penguatan konsolidasi industri, pengembangan infrastruktur sistem pembayaran yang modern. Beberapa infrastruktur digital yang akan digencarkan oleh bank sentral, antara lain Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), serta BI FAST.

Dukung pemulihan UMKM


Sebagai strategi untuk pemulihan ekonomi di 2022 berbagai penyedia platform pembayaran digital memperkuat digitalisasi bisnis kepada UMKM. Salah satu dompet digital, PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja), mulai menyasar kelompok UMKM dan korporasi dengan menghadirkan layanan berbasis business solution. Layanan dengan model business to business (B2B) tersebut menjadi strategi baru LinkAja dalam menghadapi ketatnya persaingan bisnis dompet digital.
 
Direktur Operasi LinkAja Widjayanto membeberkan pertumbuhan pengguna layanan Business Solution LinkAja di 2021 meningkat lebih dari 70 persen dibandingkan 2020. Layanan business solution LinkAja memberikan berbagai fitur seperti penyaluran dana, pengumpulan kas, digitalisasi pembayaran melalui QRIS, aplikasi merchant dan lainnya, digitalisasi ekosistem hingga layanan advertising. Hingga 2020, LinkAja telah dapat digunakan di lebih dari 900 ribu merchant lokal atau tumbuh lima kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
 
Aplikasi dompet digital lainnya, Dana, juga menyediakan solusi khusus bagi pebisnis yaitu lewat Dana Bisnis untuk mendigitalisasi transaksi. Saat ini Dana Bisnis sudah digunakan oleh lebih dari 330 ribu UMKM dari total 85 juta pengguna Dana.
 
Dana Bisnis memungkinkan pemilik bisnis mengirimkan tautan yang memudahkan proses pembayaran dan berbelanja kepada konsumen. Fitur QR Code QRIS memungkinkan pemilik bisnis menerima pembayaran dari semua channel cashless payment dengan mudah dan aman. Fitur ini juga menyediakan fitur pembayaran digital lewat virtual account yang bisa digunakan dengan mudah. Pemilik bisnis bisa melakukan tarik saldo praktis hanya menggunakan DANA Bisnis.
 
Tentu dukungan ini tak hanya dari pembayaran digital semata. Dukungan pemerintah juga sangat penting dalam mendorong pemulihan UMKM dengan berbagai kebijakan seperti subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar tiga persen serta kemudahan akses permodalan kepada pelaku UMKM.
 
Pemerintah juga melibatkan UMKM dalam berbagai proyek yang berkaitan erat dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian. Sinergi ini diharapkan bisa mendorong pemulihan ekonomi indonesia di 2022 dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan