Yellen mengutip banyak ketidakpastian tentang dampak dari varian yang sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, mengingat perlambatan ekonomi AS yang parah yang disebabkan oleh munculnya varian Delta dari covid-19 awal tahun ini.
"Mudah-mudahan itu bukan sesuatu yang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Ada banyak ketidakpastian, tetapi itu bisa menyebabkan masalah yang signifikan. Kami masih mengevaluasi itu," kata Yellen.
Yellen mengatakan jenis baru virus korona dapat memperburuk masalah rantai pasokan dan meningkatkan inflasi, tetapi juga dapat menekan permintaan dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat, yang akan mengurangi beberapa tekanan inflasi.
Adapun penyebaran Omicron telah mengguncang pasar keuangan dan mendorong pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk memperketat pembatasan perjalanan dan tempat kerja. Amerika Serikat melaporkan kasus pertama penularan komunitas dari varian baru pada Kamis, 2 Desember.
Optimistis ekonomi tumbuh
Meski dihantui sejumlah risiko terutama kemunculan Omicron, tetapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi di Tanah Air bisa mencapai 3,5 sampai empat persen di tahun ini. Keyakinan untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh keberhasilan pemerintah dalam menangani covid-19 varian delta.Meski demikian, pemerintah akan tetap waspada terhadap kemungkinan adanya mutasi-mutasi baru yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi. Adapun upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun bukan hal mudah. Apalagi Indonesia sempat menghadapi kenaikan kasus covid-19 pada awal 2021, yang disusul varian delta di pertengahan tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: Kementerian Keuangan
"Saat ini kita berada di level terendah dalam hal jumlah aktif maupun penularan covid-19. Ini bukan berarti Indonesia berpuas diri dengan pencapaian ini. Kami sangat waspada dan tentunya mencermati apa yang sebenarnya sedang terjadi di berbagai belahan dunia dengan meningkatnya kasus atau mutasi kasus baru Omicron," jelas dia.
Tak ditampik, ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu terus pulih. Hal itu bisa terlihat dari geliat aktivitas masyarakat dan imbasnya terhadap perekonomian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan harga pada November 2021 mengalami inflasi 0,37 persen. Inflasi pada bulan lalu merupakan yang tertinggi baik secara bulanan maupun tahunan selama 2021 ini.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi yang cukup tinggi pada bulan lalu menandakan sudah mulai ada perbaikan ekonomi. Pasalnya kenaikan harga mengindikasikan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa. "Karena transaksi barang dan jasa semakin banyak dan inflasi naik itu indikasi di situ sudah mulai tanda-tanda pemulihan ekonomi secara umum," kata dia.
Adapun inflasi pada November 2021 yang disumbang oleh minyak goreng, telur ayam ras, cabai merah, hingga daging ayam ras menunjukkan adanya kenaikan permintaan sehingga harganya juga meningkat. Selain itu, andil inflasi dari kenaikan tarif angkutan udara juga menunjukkan adanya kenaikan permintaan dari masyarakat.
Pada November 2021, tarif angkutan udara memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,05 persen. "Karena mobilitas penduduknya sudah mulai membaik, maka permintaan terhadap angkutan udara itu semakin banyak. Sehingga kalau permintaan tinggi, maka ada kenaikan harga di situ," ungkap dia.
Dengan inflasi 0,37 persen pada bulan lalu, BPS mencatat inflasi secara tahun kalender atau year to date (ytd) sebesar 1,30 persen. Sementara inflasi secara year on year (yoy) dibandingkan dengan November tahun lalu adalah 1,75 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
             Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
                 
                 
                 
                 
                