Diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini terus mendeteksi varian ini. Beberapa laboratorium telah menunjukkan bahwa untuk satu tes PCR yang banyak digunakan, salah satu dari tiga gen target tidak terdeteksi (disebut dropout gen S atau kegagalan target gen S).
WHO mengungkapkan tes ini dapat digunakan sebagai penanda untuk varian Omicron sambil menunggu hasil dari sekuensing (metode untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-Cov2).
Berdasarkan bukti-bukti yang sudah ada, WHO menetapkan varian Omicron sebagai VOC. VOC diartikan sebagai varian virus korona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat memengaruhi efektivitas vaksin. Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.
Dengan demikian, WHO meminta agar negara-negara untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan untuk lebih memahami varian SARS-CoV-2 yang beredar. WHO mengingatkan agar individu untuk mengurangi risiko covid-19, termasuk kesehatan masyarakat dan tindakan sosial yang terbukti.
"Seperti mengenakan masker yang pas, kebersihan tangan, menjaga jarak fisik, meningkatkan ventilasi ruang dalam ruangan, menghindari ruang ramai, dan mendapatkan vaksinasi," tegas WHO.
Belum ada penularan
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sejauh ini Indonesia belum menemukan adanya penularan dari varian baru virus korona B.1.1.529 atau Omicron. Ia memastikan Indonesia dan dunia saat ini lebih cepat dalam mengidentifikasi setiap varian baru virus korona karena telah adanya laboratorium yang mumpuni.
"Kita tidak perlu terlalu panik, terburu-buru mengambil kebijakan yang tidak berdasarkan data," kata Budi.
Kendati demikian, pemerintah mulai melakukan antisipasi, salah satunya dengan membatasi kedatangan Warga Negara Asing (WNA) dan mewajibkan seluruh pendatang dari luar negeri, baik melalui udara, laut, maupun darat, untuk menjalani karantina.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Nomor IMI-269.GR.01.01 Tahun 2021 yang berlaku efektif mulai tanggal 29 November 2021.
Timbulkan ancaman
Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell percaya varian baru covid-19 yang bernama Omicron termasuk adanya peningkatan baru-baru ini dalam kasus virus korona menimbulkan ancaman bagi ekonomi Amerika Serikat (AS). Bahkan, kondisi tersebut mengacaukan prospek inflasi yang kini tak menentu."Peningkatan kasus covid-19 baru-baru ini dan munculnya varian Omicron menimbulkan risiko penurunan terhadap pekerjaan dan aktivitas ekonomi serta meningkatkan ketidakpastian inflasi," kata Powell.
Senada dengan Powell. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen meyakini varian Omicron dari covid-19 dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Hal itu dengan memperburuk masalah rantai pasokan dan menekan permintaan.
 
   
	 
                 
                 
                 
                 
                